"Perempuan itu salat di rumah, bukan di masjid."
Pernah atau familiar dengan kalimat di atas?Â
Ya, itu adalah kisah saya sejak kecil ketika akan salat di masjid selalu diminta di rumah saja.
Padahal, salat di masjid pahalanya berlipat.
Nah, seiring dengan waktu saya senang karena sudah mengunjungi beberapa masjid di beberapa kota. Dan beberapa yang favorit antara lain:
- Masjid al Markaz Maros
- Masjid Agung Kediri
- Masjid Peneleh
- Masjid Agung Surabaya
Ciri Masjid Favorit Versi Saya
Berikut masjid-masjid yang masuk ke dalam daftar favorit berdasarkan ciri-cirinya:
Sanitasi Baik
Apa jadinya berada di masjid tetapi pembuangan air tidak mengalir dengan baik. Apalagi kalau ada toilet yang tak hanya dipakai marbot masjid. Sanitasi yang baik membuat orang akan betah untuk salat terus di dalamnya.
Airnya Banyak
Maksudnya adalah tidak ngadat ketika kran dibuka untuk wudhu. Pun ketika toilet akan digunakan untuk mandi, jumlah air tetap bisa untuk melakukan aktivitas tersebut.
Sekat yang Jelas
Khususnya di tempat wudhu. Saya sangat menyayangkan jika ada masjid besar tetapi tempat wudhu laki-laki dan perempuan berada dalam satu spot. Harusnya diberi ruang yang berjarak jauh. Jika tak bisa, cukup dipastikan aurat jamaah perempuan tidak akan mudah terlihat di bagian laki-laki.
Marbot RajinÂ
Saya pernah berada di lingkungan yang punya masjid etapi marbotnya masa bodoh. Atas bocor, lantai basah, karpet bau tidak dicari solusinya. Padahal sudah paham kebersihan adalah sebagian dari iman.
Ada Kegiatan selain SalatÂ
Maksudnya di sini adalah warga sekitar memanfaatkan masjid untuk mengajak anak-anaknya mengaji, mendengarkan kajian, mentadabburi ayat di dalam masjid. Tak harus berada di ruangan inti, selasar masjid pun bisa. Hal ini juga menjadi jalan untuk menumbuhkan semangat sejak dini pada anak-anak agar selalu ke masjid untuk kebaikan, mendekat dengan agama, mendalami Islam.Â