Siapa yang tidak senang hujan datang?
Kalau dalam prinsip hidup saya, hujan menjadi anugerah bagi kekeringan panjang. Peringatan agar selalu waspada jika banjir datang. Bahkan selalu yakin bahwa hujan selalu membawa kisah masa lalu untuk dikenang.Â
"Kalau hujan, berdoa minta hujan yang diturunkanNya itu adalah anugerah. Tidak perlu menjadikanmu terlalu banyak komentar."Â
Setidaknya itulah beberapa nasihat dari almarhum Bapak yang masih saya ingat. Dan memang dalam agama yang saya yakini, hujan itu rahmat.Â
Lalu, suara di sekeliling pun terdengar:
"Tapi hujan datang bikin was-was kalau akhirnya banjir."Â
Ya, tidak bisa dipungkiri memang banjir bisa terjadi karena curah hujan yang tinggi. Namun, bisakah kita sejenak berpikir bahwa banjir datang karena ulah kita sendiri?Â
Coba deh lihat sudah berapa banyak lahan di bumi ini yang "terpaksa" harus menjadi hunian atau perumahan dengan menggeser kedudukan hutan? Sudah berapa banyak bumi kehilangan tanah resapan? Kalau mau menelisik lebih jauh, ya banjir tidak lain karena ulah kita sendiri yang seringkali terlupakan.Â
Buang sampai di sungai, menggunakan produk-produk yang tidak mendukung go green, dan masih banyak lagi lainnya. Jika sudah seperti itu, salah siapa? Haha...Â
Mungkin yang membaca dari awal tulisan saya banyak yang tidak setuju. It's okay karena tidak semua dari kita pun sadar akan hal itu.Â
Lalu, bagaimana dengan saya? Apakah saya senang karena hujan datang?