Solusi Menyeluruh untuk Masalah Paling Pribadi
Kegiatan utama saya hari ini adalah berbagi dengan empat orang kawan yang memiliki kesungguhan untuk belajar dan maju.
Tujuan kegiatan berbagi ini adalah untuk memberi bekal kepada mereka agar mampu mengelola dan mengendalikan diri dalam memecahkan masalah mereka yang paling sulit dan pribadi serta sukses menjalankan tugas sebagai pemimpin bagi orang lain.
Saya memulainya dengan meminta mereka menuliskan seluruh problem atau masalah pribadi mereka. Setelah itu  mereka saya minta untuk mengelompokkan masalah mereka ke dalam tiga kategori, yaitu kegagalan, stress/ketidakbahagiaan dan korban/terpenjara. Setelah mengelompokkan masalah mereka ke dalam tiga kategori tersebut, saya meminta mereka untuk memberi 'rating' atas problem mereka.
Salah seorang dari mereka menyebutkan bahwa problem utama yang dia hadapi sekarang  adalah stress/ketidakbahagiaan. Saya berbagi bahwa akar stress ada dua: kecemasan dan kemarahan. Karena yang bersangkutan merespon bahwa kecemasan lebih dominan, maka saya memberi tahu bahwa kecemasannya itu disebabkan oleh dua hal: kehilangan atau kurang percaya pada diri.
Kawan yang lain menyebutkan korban/terpenjara adalah problem utamanya. Atas hal itu saya menyampaikan penyebab pokok masalahnya ada dua, yaitu naif/polos dan amoral. Saya menduga kawan saya itu naif/polos dan setelah saya sampaikan, ia pun mengonfirmasinya. Seorang kawan lain juga memiliki problem yang sama.
Kawan terakhir menyebutkan bahwa masalah utama yang ia hadapi adalah kegagalan. Ada dua penyebab utama kegagalan: kaku dan menghakimi/memberi label. Dia pun mengonfirmasi bahwa dia merasa orang yang kaku.
Untuk masing-masing kelompok masalah terdapat beberapa pemecahan. Keberanian dan asertif digunakan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan stress/ketidakbahagiaan. Kreatifitas dan rasa ingin tahu dapat menghilangkan akar masalah kegagalan. Adapun kesadaran diri dan intuisi digunakan untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan kondisi terpenjara dan persepsi diri sebagai korban.
Penyebab mengapa sebagian besar orang  tidak tegas/teguh, tidak memiliki pendirian, selalu terbentur pada masalah yang sama berulang-ulang dan tidak berdaya menghadapi keadaan sekitar dibagi dan dijabarkan dalam sesi ini.
Yang menyenangkan bagi saya dari sesi berbagi hari ini adalah mereka dapat menemukan hubungan antara peristiwa hidup yang mereka alami sehari-hari dan problem mereka saling berhubungan dan mampu mengonfirmasi letak kekeliruan/kesalahan maupun kebenaran/kebaikan mereka dalam berfikir, memandang dan bertindak.
Acara berbagi ini dimulai pada pukul sebelas  dan berakhir pada pukul lima belas lewat tiga puluh menit sore. Hmmm.... tidak terasa lebih dari tiga jam acara berbagi ini. Kami hanya berhenti untuk melakukan shalat Zuhur.