Mohon tunggu...
Muhammad Hamzah
Muhammad Hamzah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar

Kajian IHSAAN | Madrasah Al-Imtiyaaz | Makassar English Plus (MEP) | Al-Markaz for Khudi Enlightening Studies (MAKES) | Pesantren Modern IMMIM | Aktivasi IKHLAS | Pelatihan Shalat | Kota Makassar, Sulawesi Selatan |

Selanjutnya

Tutup

Money

Bersaing Tidak Akan Membuatmu Sukses

12 Desember 2010   06:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:48 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Awalnya dari diskusi di pelataran Masjid Al-Markaz Al-Islami, Makassar. Oleh Al-Markaz for Khudi Enlightening Studies (MAKES), penyelenggara diskusi, kami disodori sebuah pernyataan tentang apakah orang yang tidak mampu mengoperasikan komputer akan tertinggal (left behind). Atas pernyataan ini, peserta disodori pilihan: setuju atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Meski saya kebagian peran sebagai moderator diskusi, namun karena peserta dalam kelompok kecil itu memang benar-benar kecil (jumlahnya), maka jadilah saya turut mengemukakan pendirian...

Saya menyatakan tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan oleh penyelenggara, sementara peserta lainnya menyatakan setuju.

Saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena mengenal beberapa orang yang tidak dapat mengoperasikan komputer dan tidak dapat berbahasa Inggris namun justru "maju" (tidak ketinggalan jaman).

Diskusi pun kemudian berkembang ke arah definisi "tertinggal" (left behind). Salah seorang peserta menyebutkan pengertian "tertinggal" adalah "kurang pengetahuan". Peserta lainnya mengatakan bahwa "tertinggal" berarti tidak memperoleh pekerjaan yang layak (plus bekerja di kota Makassar saja).

Dengan tidak menguasai komputer, maka seseorang akan berada dalam kondisi "kurang pengetahuan" yang berujung pada sulitnya memperoleh pekerjaan yang layak dan di luar negeri. Begitu kira-kira ringkasan argumen kawan-kawan diskusi saya. Jadi, ada hubungan yang erat antara menguasai komputer dengan memperoleh pekerjaan  (yang layak dan di luar negeri) yang berujung pada "kesuksesan" seseorang.

Nah, argumen mereka pun saya coba imbangi dengan mengatakan bahwa tidak ada hubungan erat antara memperoleh pekerjaan, kekayaan, atau kesuksesan dengan penguasaan komputer dan bahasa Inggris. Dalam kalimat berbeda, tanpa menguasai komputer dan bahasa Inggris pun, seseorang bisa dapat pekerjaan, menjadi kaya dan sukses.

Sambil menambahkan beberapa argumentasi dan contoh-contoh untuk menyokong pendapat pribadi, termasuk soal persaingan menjadi pegawai negeri sipil, saya kemudian mengungkapkan bahwa bila Anda cukup cerdas, Anda tidak perlu repot-repot menguasai suatu keterampilan tertentu apalagi bila keterampilan tersebut tidak berada dalam wilayah "bakat" Anda.

Untuk memperoleh pekerjaan, kekayaan dan kesuksesan, Anda hanya perlu melatih beberapa keterampilan yang berada dalam wilayah bakat Anda. Latihlah keterampilan-keterampilan tersebut hingga Anda berada pada level tertinggi dalam penguasaan keterampilan-keterampilan tersebut. Kemudian, HINDARI PERSAINGAN.

Bila Anda melamar sebagai pegawai negeri sipil maka Anda akan memiliki seratus sembilan puluh sembilan ribu orang PESAING. Namun, bila Anda kemudian menciptakan sesuatu yang baru (jenis pekerjaan, produk, atau jasa)  dengan menggunakan berbagai keterampilan yang Anda telah kuasai dengan sempurna, maka Anda berada dalam sebuah wilayah dengan jumlah pesaing NOL, karena Andalah yang terlebih dahulu mengadakannya.

Melatih keterampilan dan menciptakan jenis pekerjaan atau kategori produk serta jasa yang baru JAUH LEBIH MUDAH dibanding IKUT BERSAING dengan ratusan ribu orang untuk memperebutkan suatu "posisi". Tingkat kemungkinan berhasil dengan strategi tersebut jauh lebih besar atau tinggi dibanding ikut-ikutan terjun bersama ratusan ribu orang lainnya ke kolam yang sama demi segelintir posisi, pekerjaan, atau status.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun