Tulisan ini disusun agar saya dan Anda, para pembaca dan Kompasianer budiman, memperoleh gambaran cara menyeleksi informasi yang masuk kepada kita.
Mengapa Jonru? Ini suatu kebetulan belaka.
Pagi ini iseng-iseng saya membuka akun Facebook (FB) dan menemukan seorang teman yang membagi informasi dari halaman FB Jonru. Setelah membacanya, saya terinspirasi menjadikan informasi tersebut sebagai bahan (terlalu keren kalau saya tulis: studi kasus) tulisan ini.
Sebelum memulai, saya putuskan untuk tidak melakukan tangkapan layar (screen capture) atas "status" Jonru di FB-nya sebab status yang menjadi bahan tulisan ini telah dibagi ke/sebanyak 944 (kali) dan di-like oleh hampir 18 ribu Facebookers.
Jonru menulis:
"Dahlan Iskan adalah salah seorang korban PHP Jokowi. Dulu dia percaya, mendukungnya, bahkan mengerahkan semua media massa di bawah Jawa Pos Group untuk mendukung Jokowi.
Tapi ternyata... Dahlan Iskan termasuk orang yang dibuang dan dikhianati.
Kini ia "mengasingkan diri" ke Amerika Serikat, mungkin untuk mengobati sakit hati, intropeksi dan membenahi diri.
Mungkin pak Dahlan Iskan pun sedang berpikir keras, bagaimana caranya agar dia bisa membantu mengawal NKRI agar tetap utuh dan terselamatkan.
Sementara Anda para Jokowers yang masih tertipu, semoga suatu saat nanti Anda sadar bahwa selama ini Anda hanya dibohongi dan ditipu mentah-mentah.
NB: Foto diambil dari akun pribadi Nanik S Deyang. Ini adalah foto yang dikirim oleh Pak Dahlan Iskan untuknya."
Bagaimana mengunyah informasi Jonru di atas?