Mohon tunggu...
Muhammad Hamzah
Muhammad Hamzah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar

Kajian IHSAAN | Madrasah Al-Imtiyaaz | Makassar English Plus (MEP) | Al-Markaz for Khudi Enlightening Studies (MAKES) | Pesantren Modern IMMIM | Aktivasi IKHLAS | Pelatihan Shalat | Kota Makassar, Sulawesi Selatan |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jonru dan Cara Kita Mengunyah Informasi

18 Maret 2015   09:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:29 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulisan ini disusun agar saya dan Anda, para pembaca dan Kompasianer budiman, memperoleh gambaran cara menyeleksi informasi yang masuk kepada kita.

Mengapa Jonru? Ini suatu kebetulan belaka.

Pagi ini iseng-iseng saya membuka akun Facebook (FB) dan menemukan seorang teman yang membagi informasi dari halaman FB Jonru. Setelah membacanya, saya terinspirasi menjadikan informasi tersebut sebagai bahan (terlalu keren kalau saya tulis: studi kasus) tulisan ini.

Sebelum memulai, saya putuskan untuk tidak melakukan tangkapan layar (screen capture) atas "status" Jonru di FB-nya sebab status yang menjadi bahan tulisan ini telah dibagi ke/sebanyak 944 (kali) dan di-like oleh hampir 18 ribu Facebookers.

Jonru menulis:

"Dahlan Iskan adalah salah seorang korban PHP Jokowi. Dulu dia percaya, mendukungnya, bahkan mengerahkan semua media massa di bawah Jawa Pos Group untuk mendukung Jokowi.
Tapi ternyata... Dahlan Iskan termasuk orang yang dibuang dan dikhianati.

Kini ia "mengasingkan diri" ke Amerika Serikat, mungkin untuk mengobati sakit hati, intropeksi dan membenahi diri.

Mungkin pak Dahlan Iskan pun sedang berpikir keras, bagaimana caranya agar dia bisa membantu mengawal NKRI agar tetap utuh dan terselamatkan.

Sementara Anda para Jokowers yang masih tertipu, semoga suatu saat nanti Anda sadar bahwa selama ini Anda hanya dibohongi dan ditipu mentah-mentah.

NB: Foto diambil dari akun pribadi Nanik S Deyang. Ini adalah foto yang dikirim oleh Pak Dahlan Iskan untuknya."

Bagaimana mengunyah informasi Jonru di atas?

Pertama, kumpulkan kata kerja, kata benda, dan kata keterangan (termasuk kata sifat) dari status tersebut. Kedua, kelompokkan kata kerja dan kata benda sebagai "fakta" dan kata keterangan sebagai "opini". Ketiga, bedah "fakta"-nya, benar atau mengada-ada. Keempat, biarkan "opini" menjadi milik Jonru seorang karena beliaulah yang akan mempertanggungjawabkannya.

Manakah kumpulan "fakta" (kata kerja dan kata benda) pada status Jonru?

1. [Dahlan Iskan, korban, Jokowi,] <<<--- Apakah ini FAKTA? Bila ya, buktinya APA?

2. [Percaya, mendukung, mengerahkan, Jawa Pos, Jokowi] <<<--- Apakah ini FAKTA? Bila ya, buktinya APA?

3. [Ternyata, Dahlan Iskan, dibuang, dikhianati] <<<--- Apakah ini FAKTA? Bila ya, buktinya APA?

4. [Ia,  "mengasingkan diri" , Amerika Serikat, mengobati sakit hati, intropeksi, membenahi diri] <<<--- Apakah ini FAKTA? Bila ya, buktinya APA?

5. [Dahlan Iskan, berpikir keras, bisa, membantu, mengawal, NKRI, terselamatkan] <<<--- Apakah ini FAKTA? Bila ya, buktinya APA?

6. [Anda. Jokowers, tertipu, sadar , dibohongi, ditipu] <<<--- Apakah ini FAKTA? Bila ya, buktinya APA?

Dari enam kelompok "fakta" yang disajikan oleh Jonru, manakah yang benar-benar fakta? Manakah "fakta" yang direka-reka?

Jika kita berfokus pada fakta yang nyata, maka kita memelihara kecerdasan, rasio, akal sehat, atau logika kita. Kita selamat atau terhindar dari provokasi yang dapat mengarah kepada tindakan anarki, kekacauan.

Tulisan ini tidak difokuskan kepada Jonru, Jokowers, Facebookers, Dahlan Iskan, Jawa Pos, atau NKRI. Fokus tulisan ini adalah cara kita mengunyah informasi.

Semoga kenyang.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun