Bahagia Dunia-Akhirat
muhammad.hamzah@gmail.com
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan" Quran Surah Al-Qashash [28] ayat 77.
Secara umum, ayat di atas memberi petunjuk kepada kita bahwa Allah SWT telah memberikan kepada kita kebahagiaan/kenikmatan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Hanya saja, kebahagiaan atau kenikmatan yang telah Allah SWT anugerahkan itu harus kita cari. Memperhatikan urutan kata pada ayat tersebut, perintah untuk mencari kenikmatan/kebahagiaan di akhirat ditempatkan terlebih dahulu. Dengan kata lain, prioritas pencarian kita adalah kebahagiaan/kenikmatan akhirat.
Meski demikian, meski kemudian kita mematuhi perintah Allah SWT untuk mencari kenikmatan akahirat, kita pun diminta untuk tidak melupakan bahagian (bahasa Arab:nashib) kenikmatan yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita.
(Salah satu) Kenikmatan di akhirat kelak adalah al-jannah (surga). Itulah yang disediakan Allah SWT kepada mereka yang percaya kepadaNya (mu'min) dan itu pula yang diperintahkan untuk dicari. Upaya seorang mu'min dalam mencari al-jannah dirangkum dalam satu kata:ibadah.
Ibadah merupakan ekspresi ketundukan dan kepatuhan kita kepada Allah SWT. Bila Dia memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu, kita lantas mengerjakannya; bila Dia melarang kita untuk melakukan sesuatu, maka kita tidak melakukannya serta menjauh dari hal yang Dia larang itu. Inilah pemahaman atas kata perintah " ابْتَغِ," carilah.
Mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib merupakan salah satu perintah Allah SWT (baca QS Al-Baqarah [002]:168). Setiap kali kita memakan makanan yang halal dan thayyib, maka kita telah memenuhi unsur "mencari al-jannah". Bila kemudian makanan yang kita konsumsi itu lezat dan menyehatkan (thayyib), maka kita telah memenuhi unsur "mencari nashibaka minad dunya" yang berarti kita tidak melupakan bagian kenikmatan yang Allah SWT telah sediakan kepada kita di dunia ini.
Singkatnya, nikmati kebahagiaan di akhirat namun jangan lupa nikmati juga kebahagiaan dunia!!!
Ah, betapa beruntungnya menjadi seorang mu'min....
Makassar, 12 Mei 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H