Mohon tunggu...
MHAFILUDIN
MHAFILUDIN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PENERIMA BEASISWA KIP KULIAH II STP TRISAKTI II S1 PARIWISATA

Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti II Penerima Beasiswa KIP Kuliah Angkatan 2021 II Jurusan S1 PARIWISATA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Meningkatkan Kualitas Pemberdayaan SDM Melalui CBT di Pariwisata Berkelanjutan

29 Juli 2024   16:23 Diperbarui: 29 Juli 2024   16:40 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pariwisata berkelanjutan mengedepankan pemberdayaan yang menjadikan masyarakat sebagai aktor utama dalam usaha kepariwisataan serta menikmati manfaat pariwisata yang lebih besar dengan meminimalkan dampak negatif dari pembangunan kepariwisataan.

Menurut Clutterbuck dalam Makmur (2008:54) mendefinisikan pemberdayaan sebagai upaya mendorong dan memungkinkan individuindividu untuk mengemban tanggung jawab pribadi atas upaya pekerjaanpekerjaan yang mereka lakukan dan berkontribusi pada pencapaian tujuantujuan organisasi. Lebih lanjut Kartasasmita dalam Makmur (2008:61) menerangkan bahwa pemberdayaan merupakan unsur penting yang memungkinkan masyarakat untuk bertahan (survive), dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.

Menurut Sulistiyani (2017:83) dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung proses pembelajaran secara bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut meliputi:

 a. Tahap penyadaran dan tahap pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan kapasitas diri.

b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan dan kecakapan keterampilan sehingga dapat mengambil peran didalam pembangunan.

c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga terbentuk inisiatif dan kemampuan yang inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.

Pengembangan  desa  wisata  dapat  mendorong  berbagai  upaya  untuk  melestarikan  dan  memberdayakan potensi  keunikan  berupa  budaya  lokal  dan  nilai-nilai  kearifan  lokal  (local  wisdom)  yang  ada  di  masyarakat. Untuk  mewujudkan  hal tersebut,  maka penting  dalam  pengembangan  desa  wisata  yang  berkelanjutan  terdapatnya pelibatan  atau  partisipasi  masyarakat  setempat, pengembangan  mutu  produk  wisata  pedesaan,  serta  pembinaan kelompok  pengusaha  setempat.

Salah satu konsep yang menjelaskan peranan masyarakat tersebut dalam pembangunan pariwisata adalah Community Based Tourism (CBT)atau pariwisata berbasis masyarakat. Community Based Tourism merupakan sebuah   konsep   pengembangan   suatu   destinasi   wisata   melalui   pemberdayaan   masyarakat   lokal   di   mana masyarakat  turut  andil  dalam  proses  perencanaan,  pengelolaan,  dan  penyampaian  pendapat  (Goodwin  dan Santili,  2009).

CBT  merupakan  model  pengembangan  pariwisata  yang  berasumsi bahwa  pariwisata  harus  berangkat  dari  kesadaran  nilai-nilai  kebutuhan  masyarakat sebagai  upaya membangun pariwisata  yang  lebih  bermanfaat  bagi  kebutuhan,  inisiatif  dan  peluang  masyarakat  lokal. Secara  konseptual prinsip  dasar  CBT adalah  menempatkan  masyarakat  sebagai  pelaku  utama  melalui  pemberdayaan  masyarakat dalam berbagai kegiatan kepariwisataan, sehingga kemanfaatan kepariwisataan sebesar-besarnya diperuntukkan bagi masyarakat.

CBT   menekankan   kepada pemberdayaan  masyarakat  untuk  menjadi  lebih  memahami  nilai-nilai  dan  aset  yang  mereka  miliki  seperti kebudayaan,  adat  istiadat,  kuliner,  gaya  hidup  dan  potensi  alam.  Dalam  konteks  pembangunan  wisata, masyarakat  secara  mandiri melakukan mobilisasi aset dan  nilai tersebut menjadi daya  tarik utama  untuk dijual kepada wisatawan (Arida, 2016:34).Dengan  kata  lain  bisa  dikatakan bahwa  dengan  menerapkan  konsep CBT,  masyarakat  setempat  bisa terlibat  secara  aktif  untuk  berpartisipasi  karena  tujuan  akhirnya  adalah  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  dan kualitas hidup masyarakat. Namun upaya pengembangan pemberdayaan masyarakat yang melibatkan penduduk local  bukan  hal  yang  mudah.

Kemampuan  sumber  daya  manusia  merupakan  kunci  bagi  pemberdayaan  social ekonomi masayarakat agar mereka mampu memanfaatkan atraksi wisata yang telah ada dan dapat meningkatkan kesejahteraannya. CBT  merupakan  salah  satu  pendekatandalam  pembangunan  kepariwisataan  yang menekankan pada  masyarakat  lokal  dalam  bentuk pemberian  akses  pada  manajemen  dan sistem  pembangunan kepariwisataan  melalui  pemberdayaan,  termasuk  pembagian  keuntungan  dari  kegiatan  pariwisata  secara  lebih adil bagi masyarakat lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun