Mohon tunggu...
M Hadi Saputra
M Hadi Saputra Mohon Tunggu... Peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli

Alumni Mahasiswa Linkage program Magister ITB dan Hiroshima University Alumni Mahasisiwa Kehutanan UGM Tertarik dengan IPTEK Kehutanan dan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Metaverse untuk Simulasi Bermasyarakat

4 Februari 2022   21:19 Diperbarui: 4 Februari 2022   21:24 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat ini dunia maya menjadi semakin menggila. Perkembangan teknologi memungkinkan setiap orang berinteraksi secara anonim dengan orang asing lainnya. 

Tak ada batasan yang jelas dalam berinteraksi. Mulai dari perkataan kasar, intimidasi hingga cacian dapat dilakukan tanpa rasa bersalah. Status anonim menjadi baju zirah pelindung dari segala bentuk ancaman balik atau stigma negatif yang muncul dari lawan bicara. 

Fenomena ini memunculkan Undang-undang perlindungan Informasi dan Teknologi yang dapat mengancam para pelaku dan penggunaan media sosial yang melakukan tindakan tidak pantas di ruang maya yang dapat diakses secara bebas oleh publik. 

Namun, pernahkah terpikir bahwa metaverse dapat digunakan secara positif sebagai upaya pembelajaran untuk interaksi bebas dengan kesadaran sendiri untuk membangun dunia yang lebih baik daripada dunia nyata? 

Hal ini menjadi suatu tantangan yang bukan mustahil dapat dilakukan. Metaverse dapat menjadi potensi penting dalam membangun kesadaran berinteraksi sosial secara sehat untuk dapat di terapkan dalam kehidupan dunia nyata. 

Bagi generasi alpha yang kini baru lahir dan secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan teknologi yang sangat maju, metaverse akan menjadi dunia yang nyata bagi mereka. Interaksi sosial akan terbatas pada dunia nyata dan lebih massive dalam dunia maya metaverse.

Ini menjadi peluang bagi para tenaga pendidik untuk dapat menerapkan teknologi dalam membangun peradaban yang lebih baik. 

Teknologi tidak selamanya membawa dampak negatif. Dengan cara yang tepat, teknologi seperti metaverae dapat menjadi solusi dalam permasalahan dunia nyata. Anak-anak akan lebih dapat mempelajari tata krama dan cara interaksi yang sehat antar pengguna aplikasi untuk membentuk peradaban yang lebih baik. 

Simulasi yang digunakan dapat di setting terbatas bagi group sekolah dengan dunia virtual yang di buat sedemikian rupa mirip dengan keseharian masing-masing. 

Hal ini akan menjadi pembelajaran dengan pengalaman yang paling nyata untuk dapat digunakan dalam belajar. 

Dengan demikian perkataan dan pembelajaran moral di dalam ruang kelas yang lebih pada kata-kata dapat di implementasikan dalam tindakan langsung di dunia maya. Sehingga teknologi menjadi solusi positif bagi kemajuan masyarakat beradab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun