Indonesia sebagai negara kepulauan di lingkaran garis khatulistiwa diberikan anugrah tak ternilai dengan wilayah tropis yang hangat dan lembab sepanjang tahun. Kekayaan alam yang paling penting yang dimiliki oleh negeri ini adalah keramahan manusianya yang sangat baik kepada setiap orang terutama pendatang.
Hal ini dapat dilihat dari sejarah Indonesia yang banyak didatangi oleh para saudagar dari berbagai belahan dunia bahkan bagi penjajah sekalipun sebelum mereka mulai serakah untuk menguasai negeri ini. Perdagangan dan pertukaran budaya merupakan hal yang mencolok dari bukti adanya hubungan baik antara pribumi dengan pendatang.
Kini di era globalisasi, Indonesia tidak dapat terpisahkan dari perannya sebagai negara berdaulat yang saling bahu membahu dengan negara-negara lain dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Kedatangan para wisatawan, pelajar bahkan pekerja asing membuktikan Indonesia tetap menjadi negara yang ramah dan terbuka dengan hubungan harmonis para pendatang asing.
Keramahan bangsa Indonesia menjadi hal unik yang dipelajari di luar negeri. Hipotesis yang muncul adalah kelimpahan kekayaan alam yang ada, menyebabkan warga Indonesia tidak merasa kekurangan dengan berbagi kepada setiap pendatang. Namun benarkah hal tersebut?
Hal yang sama terjadi dengan bangsa lain yang kini tergusur oleh kolonialisasi masa lalu. Sebut saja bangsa indian, aborigin dan bahkan bangsa aztec. Mereka merupakan bangsa yang sama-sama memiliki kekayaan alam yang melimpah dan terjajah oleh hal tersebut.
Perbedaan bangsa Nusantara dengan bangsa lain adalah kemampuan bangsa Indonesia untuk mempertahankan negaranya. Kekuatan atas harga diri bangsa memberi semangat warga Indonesia untuk lepas dari penjajahan. Walau ramah, warga pribumi memiliki harga diri untuk merdeka yang tinggi.
Walau terjajah, kita tetap berjalan beriringin dalam kemanusiaan dan kebebasan bernegara. Hal yang sama saat kita berada di negeri seberang. Tetap ramah dan menghormati setiap bangsa namun tetap berdikari dan bangga sebagai bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H