Mohon tunggu...
M Habi Firjatullah
M Habi Firjatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administrasi Pendidikan, Universitas Jambi.

Malasmu Menunda Senyum Orang Tuamu (Nur Hanif)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Budaya Luar terhadap Pendidikan di Indonesia

2 Maret 2022   12:12 Diperbarui: 2 Maret 2022   12:17 4984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk membuat masyarakat dapat mengembangkan potensi manusia agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara. 

Dan Globalisasi telah menguasai hampir setiap bidang kehidupan.Banyak kalangan menyepakati pandangan bahwa globalisasi membawa dampak baik secara positif atau pun negatif.

Di sisi lain, Indonesia sedang mengalami perubahan sosial budaya secara terus-menerus, yang didorong oleh inovasi-inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan terbukanya informasi dari berbagai sumber Mindset masyarakat tentang pendidikan yang bermutu sebagai piranti filter terhadap pengaruh budaya asing belum terbentuk dengan baik.

Pengaruh pendidikan asing dapat menjadi ancaman bagi pendidikan nasional membutuhkan pertimbangan dan kewaspadaan. Hasil dalam kenyataan Globalisasi terjadi dengan saling ketergantungan asimetris antara negara maju dan negara berkembang. 

Globalisasi dapat mengancam untuk melemahkan kedaulatan nasional dan komunitas nasional. Negara akan kewalahan oleh kekuatan karena kurangnya daya saing bangsa akan bisa terlibas oleh kekuatan superpower. 

Masuknya ideologi trans-nasional bahkan bisa menganggu  ketentraman hidup masyarakat di negara-negara berkembang. Ketergantungan negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju dalam teknologi, modal dan pasar ekspor semakin besar. Serbuan informasi dan multimedia (termasuk internet), jika tidak hati-hati, akan dapat merusak nilai-nilai sosial budaya lokal.

Di sisi lain, globalisasi juga berdampak positif terhadap identitas budaya Fakta nya, globalisasi seringkali tidak menghancurkan nya sama sekali identitas budaya, melainkan penciptaan dan perluasan identitas budaya. Hal seperti itu Ini bisa terjadi terutama karena nilai-nilai global (dari negara maju) tidak selalu diterima oleh negara berkembang . Indonesia sedang mengalami perubahan sosial budaya yang berkelanjutan, didorong oleh inovasi di bidang PENGETAHUAN dan  terbukanya informasi dari berbagai sumber, mengarah ke pola lama dan Pola-pola baru dalam masyarakat memunculkan pola masyarakat Tidak seperti sebelumnya.

Dalam konstruksi sekolahan sebagai bagian dari pilar sistem sosial-budaya, maka peranan pendidikan di sekolahan sangat vital dalam membentuk identitas kultural bagi bangsa Indonesia. 

Pawito (2013) mendasarkan pada pandangan Rummens (2001) menyatakan bahwa identitas kultural biasanya dirasakan sangat penting oleh warga masyarakat/bangsa bersangkutan di mana pun terutama karena identitas kultural dapat berfungsi, selain sebagai (a) penanda atau pembeda karakter bangsa, juga berfungsi sebagai (b) pengikat kebersamaan (yang mempersatukan segenap warga komunitas), sebagai (c) kekayaan bangsa (warisan budaya yang memberikan semacam roh yang karena itu harus senantiasa dipelihara, dilestarikan dan dikembangkan), dan juga sebagai (d) kekuatan yakni kekuatan penggerak dalam kehidupan dan mencapai tujuan baik secara internal sesama warga komunitas maupun eksternal ketika berinteraksi dengan masyarakat/bangsa lain.

Untuk mengatasi pengaruh kebudayaan Asing terhadap kebudayaan Indonesia, khususnya untuk membentengi kalangan remaja dari pengaruh negatif melibatkan semua pihak terutama pemerintah dan  keterlibatan orang tua di rumah.

Peran Pemerintah harus mampu mengambil kebijakan strategis dengan melakukan restrukturisasi sistem pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan kurikulum. Secara umum, setiap sekolah menerapkan sistem pendidikan pengetahuan agama kepada generasi muda dengan hanya dua jam pelajaran per minggu. Semacam. Pemerintah harus menata ulang sistem pendidikan untuk mendorong kreativitas guru dalam penelitian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun