Mohon tunggu...
Mega Lazifa
Mega Lazifa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Receh.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Empat Huruf yang Bisa Merombak Dirimu

19 April 2021   23:02 Diperbarui: 4 November 2021   09:33 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Maaf, maaf adalah sebuah kata yang sering terlupa, ketika kadang kala kita menoreh luka atau ditorehkan. Tanpa disadari bahwasannya kata maaf merupakan kata yang begitu banyak memiliki beribu manfaat. Kata maaf sendiri meski hanya terdiri dari empat huruf, namun sangat sulit diucap ketika kita merasakan sebuah energi negatif dalam diri. Seperti contohnya kebencian, rasa sakit hati yang memungkinkan seseorang gengsi untuk meminta maaf, merasa dirinya yang paling menderita dari si penoreh luka dan enggan mengucap kata maaf. Ada juga yang merasa bersalah, akhirnya malu untuk mengucapkan si empat huruf penuh manfaat ini.

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al-Baqarah ayat 222)

Dari potongan ayat tersebut, bisa dilihat jelas betapa berharganya kata 'maaf', ketika kita meminta maaf atau memaafkan seseorang sebenarnya itu adalah sebuah proses membebaskan diri dari keterikatan dengan masalah yang mungkin menimbulkan dosa kepada sesama manusia dan ketika manusia sudah suci dari segala dosa, maka akan tumbuh ketenangan batin yang akan menuai kesembuhan luka-luka lamanya. Sesungguhnya segala penyakit itu lahirnya dari hati, jadi ketika hati sudah bersih pikiran dan diri akan terasa lebih tenang

Sulit memaafkan atau melontar kata maaf biasanya terbesit ketika diri dikelabui oleh kebencian yang menjadi-jadi, kebencian sendiri adalah suatu emosi inflamasi yang sangat mematikan, banyak pula penelitian yang menunjukan bahwa rasa benci bisa membunuh seseorang secara perlahan dan menimbulkan beberapa penyakit berbahaya yang paling condong terlihat adalah penyakit hati dan juga jantung, karena sesak yang timbul dari rasa benci sendiri dapat menyebabkan serangan jantung. 

Merapal kata maaf bukan berarti diri kita lebih rendah ataupun kita bersalah, sebenarnya kata maaf sendiri bisa dijadikan alternatif sebagai alat pendamai segala huru-hara. Ya, mungkin tak semua mudah didinginkan dengan kata maaf, tapi apa salahnya jika mengupayakan mengibar sebuah bendera perdamaian. Seperti di paragraf sebelumnya, ketika kita tak ada masalah dengan sesama individu maka hidup akan terasa lebih tenang. 

Nah, begitu pula dengan memaafkan, memaafkan memiliki banyak makna. Memaafkan bukan berarti membiarkan. Ketika kita memaafkan seseorang karena orang itu telah menggoreskan luka di hati, bukan berarti dengan kita memaafkan maka kita membiarkannya begitu saja. Tegurlah tanpa mencaci, apalagi menghujatnya. Ingatkan semampunya, jika orang itu enggan mendengarkan apa yang telah kita utara ... maka biarkanlah, doakan saja dalam diammu. Karena sejatinya ketika kita mendoakan kebaikan pada orang yang telah melukai hati, sebenarnya kita sedang mendoakan kebaikan pada diri sendiri. Ketahuilah ketika kita sudah benar-benar memaafkan akan lebih banyak lagi energi positif yang menghampiri diri.

Jika berbuat salah jangan malu mengucapkan kata maaf ya ... berdamailah bersama saudaramu maka kamu akan mendapatkan kedamaian dalam dirimu sendiri. Berdamailah dengan hati dan pikiranmu sendiri, sebab segala sesuatu yang kita lakukan terlahir dari hati dan pikiran.

Semoga tulisan ini bisa menginspirasi para pembaca, salam literasi dan sampai jumpa ditulisan berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun