Mohon tunggu...
Mata Garuda
Mata Garuda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menentang Penentang Pancasila

1 September 2017   09:47 Diperbarui: 1 September 2017   09:55 5466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pancasila juga memberikan jaminan kepada rakyat Indonesia untuk berekspresi secara demokratis dan bertanggung jawab, dan tentunya didorong oleh hikmat (kebijaksanaan), bukan nikmatnya kecurangan. Pancasila menolak adanya perilaku korupsi, otoritarianisme (totalitarianisme) karena hal demikian bertentangan dengan asas Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dan Persatuan Indonesia. 

Akan tetapi, Pancasila mengutamakan asas 'Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan'. Barang siapa yang hendak mendudukkan salah satu suku atau agama (kepercayaan) tertentu untuk menguasai bangsa dan negara Indonesia telah menentang Pancasila, dan karenanya; pantas 'ditendang' dari Indonesia. Pancasila tidak pernah mengajarkan tentang keberpihakan pada sekomunitas, segolongan, atau sekepercayaan tertentu, tapi keberpihakan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan dijaminkan kepada seluruh rakyat Indonesia secara universal, bukan secara parsial.

Bangsa dan negara Indonesia tidak dibangun di atas ideologi tertentu yang bernafaskan suku atau agama (kepercayaan) tertentu, tapi bernafaskan Pancasila. Maka, siapa saja yang menistakan Pancasila telah menistakan kepercayaannya yang mengakui adanya satu Tuhan. Lantaran, Pancasila mengajarkan tentang keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana ajaran agama-agama resmi di Indonesia. Indonesia menganut negara Pancasila (negara bangsa), bukan negara agama. Dengan demikian, Pancasila mesti ditempatkan di atas segalanya dan apa yang diperintahkan oleh Pancasila wajib 'dieksekusi'. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun