"Saya harap tidak ada Tuhan! Saya tidak ingin ada Tuhan; Saya tidak ingin alam semesta menjadi seperti itu" (Thomas Nagel)
Ateisme cukup selaras dengan dunia saat ini. Sosok Tuhan dianggap sudah tidak diperlukan ketika semua permasalahan dunia bisa dijawab menggunakan teknologi dan kecerdasan buatan. Oleh karena itu, banyak orang mulai mengganti keimanannya dengan ketidakimanan. Setiap orang dengan bangga mengaku bahwa dia ateis, dia tidak percaya kepada Tuhan. Tapi menurutku, agak terlalu cepat ketika ada orang yang mengaku ateis tapi tidak paham apa itu ateis, dan bagaimana konsep sebenarnya ateis.
Sekadar opini pribadi, menurutku tidak ada yang namanya ateis. Mereka hanya mengaku bahwa mereka tidak percaya Tuhan. Padahal, ateis sebenarnya menolak kepada Tuhan.
Kalau ateis mengatakan "Tuhan itu tidak ada" berarti, harus "ada" dulu baru bisa ditiadakan. Bagaimana kita bisa meniadakan sesuatu yang tidak ada. Jadi, memang benar bahwa sebenarnya mereka tahu bahwa Tuhan itu ada, tapi mereka tidak mau beriman, tidak mau percaya pada Tuhan.
Tidak ada ateis sejati. Yang ada hanya kemunafikan mereka untuk tidak mau mengakui bahwa Tuhan itu ada. Artinya mereka  menolak eksistensi Tuhan.
Ateisme menurutku berarti menolak adanya Tuhan. Nah, untuk bisa menjadi ateis sejati maka setiap orang yang ingin menjadi ateis dan mengaku ateis, harus bisa mendeklarasikan seluruh konsep dan sifat Tuhan dalam kerangka yang negatif. Dengan kata lain, untuk bisa menjadi ateis sejati harus menolak dan membuktikan bahwa sifat-sifat yang dimiliki oleh Tuhan yang diimani harus bisa dinegasikan secara rinci dan apple to apple. Tidak boleh ada sesuatu yang keliru atau tumpang tindih. Intinya, menjadi ateis sejati adalah menolak seluruh atribut ketuhanan dengan membandingkannya dengan sifat yang berkebalikan dengan yang dimiliki Tuhan.
Jadi, berdasarkan hal itu, harusnya seorang ateis sejati adalah mereka yang memahami dengan benar seluruh sifat atribut Tuhan. Orang ateis adalah orang yang memahami Tuhan dan menolaknya. Kalau mau menjadi ateis berarti harus paham dulu tentang TUHAN.
Please deh. Jangan jadi ateis amatiran!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H