Mohon tunggu...
M Fuad Hasyim
M Fuad Hasyim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Filsafat Universitas Indonesia

Seorang Mahasiswa Filsafat yang menggeluti bidang psikologi, filsafat ilmu pengetahuan, filsafat pikiran, eksistensialisme, sastra, budaya, dan teologi keagamaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pelajaran Tersulit dalam Hidup adalah Mengikhlaskan

24 Februari 2023   22:29 Diperbarui: 24 Februari 2023   22:39 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ikhlas itu lebih sulit dari mencari jerami ditumpukan jarum. Yang kita temukan hanya rasa sakit karena melepaskan sesuatu yang berharga.

IKHLAS itu SULIT bagi mereka yang terlalu banyak meletakkan harapan pada sesuatu yang rapuh. Ikhlas adalah fase terberat dalam hidup, karena harus merelakan sesuatu yang telah kita miliki, sesuatu yang kita harapkan selama ini, yang bisa jadi sesuatu yang selama ini kita panjatkan untuk terwujudkan.

Memang benar. IKHLAS itu SULIT bagi mereka yang terus menerus memikirkan apa yang telah hilang darinya.

Dalam banyak ungkapan, ikhlas itu seperti buang air besar di sungai. Pada akhirnya, kita tidak pernah memikirkan kotoran yang telah jatuh dan diterjang arus sungai, kan? Ketika kotoran itu jatuh, dan hilang, kita tidak pernah berpikir agar kotoran itu kembali ke kita, atau bahkan berpikir mengejar kotoran itu. IKHLAS SEMUDAH ITU, (harusnya).

TAPI, yang membuat ikhlas itu berat adalah ketidakrelaan kita atas apa yang selama ini ada pada diri kita. Oleh karena itu, langkah utama untuk mengikhlaskan, melepaskan dengan kerelaan adalah membentuk kesadaran bahwa semua hanyalah sebuah kesementaraan. Kita hanya "meminjam" fasilitas yang ada di dunia secara "gratis". Dan tentunya, terserah Pemiliknya, mau diambil kapan.

Kita mungkin pernah berharap menang lomba, masuk universitas yang bagus, dapat beasiswa, kerjaan dengan gaji tinggi, dan lainnya. Namun, ketika semua hal yang kita harapkan tidak terwujud, yang kita dapatkan adalah kekecewaan. Semakin kita terlarut dalam kekecewaan, semakin kita terpenjara dalam penyesalan. Pada akhirnya kita menyalahkan diri kita atas kegagalan yang kita alami. Yang harus diingat dari semua itu adalah tidak semua hal yang kita harapkan, akan terwujud sesuai yang kita inginkan. Takdir punya privilege mutlak untuk menentukan bagaimana kita berjalan.

Tuhan itu Maha Tahu. Dia mengabulkan sesuatu yang KITA BUTUHKAN, BUKAN YANG KITA INGINKAN

Mengikhlaskan adalah pelajaran tersulit dalam hidup. Mengikhlaskan adalah melepaskan apapun yang tidak dapat kita raih. Melepaskan setiap kegagalan yang kita lalui.

Mengikhlaskan adalah pelajaran tersulit. Karena setiap saat kita akan mengalami kehilangan, dan disetiap kehilangan harus ada keikhlasan. 

Lepaskan apa yang tidak bisa kita raih, dan raihlah apa yang bisa kita genggam. Let it Go and Let it Flow.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun