Abstrak
   Artikel ini bertujuan untuk menganalis kelebihan dan kekurangan kurikulum KTSP dan K13 yang sebelumnya diterapkan dalam pendidikan Indonesia sebelum adanya Kurikulum Merdeka. Metode penelitian yang digunakan melibatkan para pelajar, para guru, pemerintah pendidikan dan masyarakat.
Pendahuluan
   Pendidikan di Indonesia menjadi hal selalu yang dibahas karena memiliki peran penting dalam pembangunan nasional dan kemajuan bangsa. Oleh karena itu pemerintah Indonesia berusaha memperbaiki secara terus menerus kurikulum pendidikan. Saat ini pendidikan Indonesia sudah menerapkan kurikulum pendidikan yang baru yaitu kurikulum merdeka. Sebelum adanya kurikulum merdeka Indonesia pernah menerapkan dua kurikulum yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 13.
Kelebihan dan Kekurang KTSP:
   KTSP diberlakukan secara bertahap pada tahun ajaran 2006-2007 di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berikut kelebihan-kelebihan KTSP:
1. Disusun berdasarkan pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Berpedoman pada panduan yang telah disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Â Â
2. KTSP Memberikan Otonomi kepada Sekolah
   Hak untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi sekolah, permasalahan sekolah, dan kebutuhan sekolah. Serta mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam mengembangkan kurikulum.
3. Â Penyesuaian Kurikulum Sendiri Sekolah
   Dalam pelaksanaannya KTSP memberikan hak-hak kepada sekolah-sekolah untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri dan dapat menyesuaikan dengan kondisi perkembangan para muridnya. Serta memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan siswa.
4. Fleksibel dan Kontekstual
  Sekolah memiliki kebebasan untuk menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Dengan begitu, materi pelajaran dapat disesuaikan dengan keadaan siswa dan lingkungan setempat.
5. Mendorong Kreativitas Guru
   KTSP memberikan ruang bagi guru untuk mengembangkan materi pembelajaran dan metode pengajaran yang lebih kreatif, sesuai dengan minat dan bakat siswa.
   Namun dalam pelaksanaannya juga KTSP memiliki beberapa kekurangan diantaranya:
1. Pemahaman KTSP Kurang
   Kurangnya SDM yang diharapkan yang paham penjabaran kurikulum pada kebanyakan lembaga pendidikan yang ada.  Â
2. Minim Sarana dan Prasarana
   Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sekolah sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP misalnya tidak setiap sekolah memiliki fasilitas yang lengkap untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri.
3. Banyak Guru Yang Kurang Paham
  Di samping itu juga banyak guru yang belum memahami konsep KTSP sehingga praktek pembelajaran di kelas kurang lancar.
4. Pengurangan Jam Belajar
  Serta dalam penerapan KTSP terdapat pengurangan jam pelajaran yang akan berdampak pada berkurangnya pendapatan guru. Karena hal tersebut yang pada intinya dianggap memberatkan peserta didik maka KTSP diganti dengan Kurikulum 13.
Kelebihan dan Kekurangan K13
   Selanjutnya Kurikulum 13 (K13). K13 didasarkan pada Surat Keputusan (SK) Mendikbud No 15/P/2013. K13 mulai diterapkan secara terbatas pada tahun ajaran 2013-2014. Kurikulum ini mulai diterapkan pada sekolah perintis, yaitu Kelas I dan IV SD, Kelas VII SMP, Kelas X SMA/SMK. Pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di kelas I, II, IV, dan V SD, kelas VII dan VIII SMP, dan kelas X dan XI SMA.  K13 memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Diterapkan di semua pendidikan
   Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) telah menetapkan K13 untuk periode tahun 2015-2020 di sekolah-sekolah Indonesia.
2. Pendekatan Menyeluruh
Salah satunya adalah pendekatan yang menyeluruh, di mana siswa tidak hanya belajar tentang teori, tapi juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Penggabungan Materi
   K13 menggabungkan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu tema, sehingga siswa lebih mudah memahami materi.
4. Berfokus pada Perkembangan Siswa
   Selain itu, K13 menekankan pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dengan baik.
5. Penilaian yang Praktis
   Proses penilaian dalam K13 juga lebih fokus pada perkembangan siswa, bukan hanya hasil akhir, sehingga siswa bisa terus belajar dan memperbaiki diri. Dengan pendekatan ini, K13 membantu siswa menjadi lebih siap menghadapi tantangan di masa depan, baik di dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari.
   Namun dibalik itu K13 juga memiliki kekurangan diantaranya Meskipun Kurikulum 2013 (K13) memiliki kekurangan seperti:
1. Beban administrasi
   Beban yang cukup berat. Guru harus membuat banyak laporan dan dokumen, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan penilaian berbasis kompetensi, yang memerlukan waktu dan tenaga ekstra.
2. Keterbatasan Fasilitas Sekolah
   Selain itu, tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pelaksanaan K13, seperti akses ke teknologi atau buku pelajaran yang sesuai. Â
3. Adanya Kerumitan dalam K13
Beberapa guru yang kesulitan menerapkan metode pembelajaran yang diharapkan dalam K13. Bagi sebagian siswa, K13 bisa terasa lebih rumit karena mereka harus aktif dan mandiri dalam belajar, yang mungkin sulit bagi siswa yang terbiasa dengan metode pembelajaran lama. Hal-hal ini membuat pelaksanaan K13 di beberapa sekolah menjadi kurang optimal.
4. Kurikulum yang Padat
   Kurikulum K13 sering dianggap terlalu padat, terutama bagi siswa di tingkat pendidikan dasar, yang harus mempelajari banyak materi dalam waktu yang terbatas.
Kesimpulan
  Meskipun KTSP dan K13 memiliki cukup banyak kelebihan namun kurikulum tersebut juga memiliki kekurangan yang kurang relevan dengan sistem pendidikan di Indonesia oleh karena itu pemerintah menciptakan kurikulum baru yang disebut Kurikulum Merdeka.
  Dengan demikian, Kurikulum Merdeka hadir untuk mengatasi kekakuan, beban administratif, dan kompleksitas pembelajaran pada kurikulum sebelumnya, serta untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H