Jogja. Masyarakat dan wisatawan terlihat menghabiskan waktu dengan berbelanja, menikmati kuliner dan oleh-oleh khas Jogja, mendengarkan sajian musisi jalanan, ada pun yang berkeliling area Malioboro dengan menggunakan andong.
Minggu siang di tengah terik panasnya matahari, terdengar suasana riuh mewarnai area kompleks Pasar Beringharjo di kawasan Jalan Malioboro,Menikmati indahnya Malioboro, memang terasa kurang menarik jika tidak mencoba dengan menggunakan andong. Di Indonesia sendiri, andong merupakan transportasi tradisional yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak menggunakan mesin, tetapi kuda sebagai gantinya. Terutama bagi wisatawan yang tinggal di kota-kota besar yang hampir mobilitasnya menggunakan transportasi pribadi atau umum yang menggunakan mesin. Oleh karena itu andong menjadi opsi bagi masyarakat dan wisatawan untuk menjelajahi ramainya kota saat mengunjungi Malioboro.
Di salah satu sudut, tepatnya di depan Bank Jogja Beringharjo biasanya adalah tempat bagi para kusir andong berkumpul sembari bercengkerama dengan para kusir lainnya. Salah satunya ialah sosok kusir tua dengan memakai blangkon coklat, baju batik kuning, dan celana kain biru. Terlihat keringat yang mengucur dari keningnya, sambil duduk di atas andongnya kesayangannya. Sosok lelaki tua tersebut menunggu penumpang untuk diantar menjelajahi indahnya kota Jogja. Sosok tersebut ialah Jumardi, salah satu kusir yang telah menghabiskan hampir separuh abad untuk mengangkut penumpang menggunakan andong.
Jumardi merupakan salah satu di antara banyaknya kusir andong yang berasal dari Bantul Timur, ia sudah memulai pekerjaannya sebagai kusir andong sejak tahun 80-an, meskipun kini sudah marak transportasi modern dengan layanan online, ia mengaku tetap tidak ingin meninggalkan pekerjaan yang telah menemaninya hingga separuh usia. “Kalau untuk pindah ke transportasi modern ya sulit mas, karena faktor umur saya dan sudah lama membawa andong ini dari saya muda,” ujarnya. Kecintaannya akan pekerjaannya menjadi alasan dirinya untuk tetap berjalan menunggangi kudanya.
Setiap harinya, Jumardi memulai untuk mengendarai andongnya dari pagi untuk sampai di tempat biasa ia dan teman-temannya mencari penumpang. “Untuk berangkat sendiri, saya dari Bantul Timur berangkat dari jam 10 pagi, terus pulang jam 4 untuk digantikan anak saya, terus ya lihat kondisi mas, biasanya kalau sudah mendung atau hujan saya nggak berangkat,” ujar sosok lelaki tua tersebut. Menariknya, ia mengaku mewariskan pekerjaannya ia ini kepada anaknya. Setelah ia pulang, anaknya akan menggantikannya untuk menjadi kusir di daerah yang sama hingga malam harinya.
Menjadi kusir andong memang bukanlah pekerjaan yang mudah, ia perlu merawat kudanya dengan baik mulai dari perawatan hingga menyiapkan pakannya. Bahkan jika kudanya tidak sehat akan memperlambat perjalanan dalam mencari penumpang. “Untuk perjalanannya sendiri tergantung kudanya, kalau kudanya sehat biasanya butuh waktu hampir satu jam dengan jarak tempuh 10 kilometer dari tempat tinggal saya di Bantul Timur, biasanya kalau sudah tahu rutenya lewat Kota Gede,” ujarnya. Ia juga mengaku kebanyakan kuda yang dipakai untuk menarik penumpang adalah kuda betina.
Adapun setiap harinya, Jumardi tidak selalu ramai mendapati penumpang, apalagi ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda hampir setiap negara. “Alhamdulillah untuk jumlah pengunjung akhir-akhir bulan ini, Malioboro sudah mulai ramai. Ketika pandemi ramai-ramainya saya benaran nggak narik andong, dan nggak ada pekerjaan di rumah. Dulu juga saya pernah sekali dua kali mendapati turis yang mengunjungi Malioboro, tapi sekarang sudah nggak pernah karena pandemi,” ujar sosok lelaki tua tersebut.
Andong menjadi opsi khususnya bagi wisatawan yang ingin menjelajahi area Malioboro. Selain karena sudah jarang ditemui di kota-kota lain, dengan mencoba menggunakan andong wisatawan lebih leluasa untuk menikmati indahnya tiap sudut Malioboro dengan andong, wisatawan juga bisa menemui para kusir di tiap sudut sepanjang Jalan Malioboro, Jogja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H