Mohon tunggu...
m fikri dzacky akbar
m fikri dzacky akbar Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya suka menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Benar Sleep Paralysis Disebabkan Oleh Hal Mistis? Berikut Faktanya

2 Desember 2023   19:01 Diperbarui: 5 Desember 2023   19:00 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cheyne dalam yuvienco (2012), sekitar 40% orang orang setidaknya pernah satu kali mengalami sleep paralysis. Di Nigeria ditemukan bahwa 35,5% dari subyek yang di teliti di laporkan mengalami sleep paralysis setidaknya dua kali (Mume CO, 2009).

 Sleep paralysis adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat bergerak ataupun berbicara selama beberapa menit ketika terbangun dari tidurnya, hal ini disebabkan oleh terganggunya siklus tidur. 

Sleep paralysis bersifat sementara dan biasanya berlangsung dari satu hingga beberapa menit saja. Sleep paralysis akan hilang dengan sendirinya dengan rangsangan eksternal seperti, melalui kontak tubuh atau dibangunkan oleh orang lain.

 Sleep paralysis bukanlah suatu kejadian yang disebabkan oleh hantu atau makhluk halus, melainkan karena terganggunya siklus Rapid Eye Movement (REM) saat tidur (Suni, 2020). 

Sleep paralysis terjadi ketika seseorang berada dalam fase tidur yang paling nyenyak dan seluruh otot dalam keadaan rileks, lalu tiba-tiba terbangun. Hal ini menyebabkan seseorang merasa lumpuh dan bingung saat terbangun dari tidurnya. 

Perubahan fase tidur secara tiba-tiba akibat terganggunya siklus tidur dapat menyebabkan seseorang terbangun. Meski tubuh tidak bisa digerakkan, tetapi individu masih bisa untuk membuka mata dan melihat sekelilingnya (Ceyne, 2010).

 Faktor Penyebab Sleep Paralysis:

  •  Stres. Stres dapat memicu gangguan dalam otak sehingga terjadi ketidaksinkronan antara otak dan peta syarat dalam tubuh (Culebras, 2011).   
  • Kurang Tidur, seperti sering begadang atau jadwal tidur yang berubah-ubah.
  •  Penyalahgunaan Zat dan Obat-obatan Terlarang. Seseorang yang minum alkohol dapat mudah terserang sleep paralysis (Culebras, 2011).   
  •   Masalah Tidur, seperti narkolepsi dan kaki yang tiba-tiba kram di malam hari dapat mengganggu tidur yang sudah memasuki fase REM, sehingga berpotensi mengalami sleep paralysis (Yosh and Daly, 1957). 
  •  Posisi Tidur Telentang. Berbaring telentang adalah posisi tidur yang dapat memicu empat kali lebih mungkin untuk mengalami sleep paralysis.

 Gejala Sleep Paralysis: 

  • Kelumpuhan Bergerak dan berbicara. Menurut The American Sleep Disorder Association (1990), sleep paralysis adalah keadaan transisi yang terjadi ketika seseorang mengalami kelumpuhan sementara untuk bereaksi, bergerak atau berbicara ketika tertidur atau saat bangun dari tidur.
  • Sulit Bernapas Seperti Tercekik. Kejadian sleep paralysis didukung dengan halusinasi, kesulitan bernapas seperti perasaan tercekik, dan sulit menggerakkan lidah (Gillian, 2008).
  • Berhalusinasi. Kejadian sleep paralysis didukung dengan halusinasi seperti melihat dan mendengar hal-hal aneh, nyeri didada seperti rasa dicekik oleh orang yang tidak dikenal, serta sensasi tubuh melayang (Gillian, 2008).
  • Merasa Ketakukan. Meskipun sleep paralysis terjadi hanya dalam beberapa menit saja, namun orang yang mengalami hal ini tetap merasa tidak nyaman dan juga takut untuk tidur kembali (Gillian, 2008). 

Sleep paralysis merupakan suatu kejadian yang umum terjadi pada seseorang dan tidak perlu untuk mengkhawatirkannya secara berlebihan. Namun, jika kondisi ini menyebabkan gejala yang signifikan dan mengganggu kehidupan sehari-hari, disarankan untuk melakukan pemeriksaan pada ahli medis agar mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Referensi

Arista, M., Tjang, Y.S. (2017).Pengaruh stress terhadap kejadian sleep paralysis pada mahasiswa fakultas kedokteran. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling 3 (2), 41- 45.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun