Menurut (Jenkins, 2006) konvergensi media adalah aliran konten di beberapa platform media, kerja sama industry dengan media dan kegiatan migrasi media. Konvergensi Media merupakan sebuah penggabungan antara media konvensional dengan media baru. Teori konvergensi media yang diteliti oleh Henry Jenkins pada tahun 2006, menyatakan bahwa konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat. Konvergensi media tidak hanya mengikuti perkembangan teknologi. Saling bersatunya media masa konvensional dengan media online maka kemungkinan akan terjadi perluasan-perluasan baik jaringan maupun interaksi.Â
Secara keseluruhan dalam melakukan konvergensi media maka sebenarnya ada juga perubahan budaya dari media tersebut. Disaat sebuah perusahaan infustri media di akuisisi oleh media lain maka budaya perusahaan harus mengikuti dengan perusahaan yang mengakuisisi. Disamping itu ketika dua atau lebih perusahaan melakukan penggabungan maka harus bisa menggambungkan baik manajemen maupun budaya kerja sehingga tercipta kondisi yang baik dan menghasilkan keuntungan (Epkamarsa, 2014).
Kini media masa tidak hanya di dominasi oleh media cetak dan elektronik, seiring berkembangnya teknologi munculah sebuah media baru bernama internet. Media baru inilah yang menjadi salah satu kebutuhan informasi yang dibutuhkan manusia. Mulai dari informasi tentang dalam negeri luar negeri semua bisa didapat dengan cepat. Hal inilah yang membuat internet semakin digemari. Sehingga munculah terobosan baru di bidang jurnalistik. Yakni dapat diakses secara online. Banyak contoh media yang melakukan konvergensi seperti Time, Liputan 6, Kompas, Media Indonesia, Trax FM dan banyak lainnya. Masyarakat hanya perlu mencari kata kunci berita saja lalu meng-kliknya.
 Akan tetapi, terkadang kita merasa ditipu oleh beberapa berita yang ada karena judul yang tidak sesuai dengan isinya atau yang biasa disebut dengan click bait (jebakan kilik). Clickbait itu sesuatu yang menjebak, mengundang, dan sesuatu yang dilebih lebihkan. Jika itu dibaca oleh orang yang sudah menanamkan literasi pada dirinya, mungkin itu tidak akan terjadi masalah. Namun, jika itu dibaca oleh orang yang tidak paham, orang yang tidak membaca sepenuhnya, bisa saja ia termakan oleh berita tersebut. Dampak lainnya bisa mengakibatkan fitnah maupun hoax. Inilah masalah yang terjadi karena konvergensi media. Faktor terjadinya click bait antara lain karena persaingan antar media dimana mereka harus menarik minat pembaca sebanyak-banyaknya. Solusi untuk menghidari kamu tertipu oleh berita adalah jangan langsung percaya, kemudian baca seluruh isi berita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H