Mohon tunggu...
MUHAMMAD FATAYIL MUBARRAK
MUHAMMAD FATAYIL MUBARRAK Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sepak Bola

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gampong Surien Lestarikan Tradisi Meudikee pada Maulid Nabi SAW 1446 H

11 November 2024   15:48 Diperbarui: 11 November 2024   15:53 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grub Zikir As-salam


Acara Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H di Gampong Surien, Meuraxa, Banda Aceh, Sabtu, (09/11/2024) dimeriahkan dengan tradisi Meudikee/Dikee

Tradisi Meudikee/Dikee merupakan ekspresi khas masyarakat Aceh dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sebagai wujud kecintaan sekaligus penghormatan kepada Rasulullah.

Sebagai salah satu bentuk seni sastra lisan khas Aceh, Meudikee memiliki fungsi penting sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral, nilai agama, dan nilai-nilai sosial. Syair-syair yang dibawakan dalam Meudikee mengandung ajaran agama Islam, termasuk pesan-pesan tentang akhlak, kehidupan sehari-hari, dan pentingnya menjalankan ajaran agama. Alunan merdu dan indah ini menambah kesakralan acara sekaligus mengingatkan akan pentingnya menjaga warisan budaya Aceh.

Melalui kesempatan tersebut, Gampong Surien menampilkan Grup Dikee Zikir Assalam. Grup Dikee Zikir Assalam tampil dengan penuh penghayatan dan mengalunkan syair-syair dalam irama khas Aceh, hingga mampu menyentuh hati para tamu yang hadir.

Afdhal, Keuchik Gampong Surien, menyampaikan rasa bangga atas antusiasme warga dalam memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Alhamdulillah, hari ini merupakan hari yang luar biasa bagi kami di Gampong Surien. Saya sangat berterima kasih kepada Grup Dikee Zikir Assalam yang telah mempersembahkan Dikee dengan penuh penghayatan. Semoga kekompakan warga dalam acara ini mendatangkan syafaat dari Nabi Muhammad di akhirat kelak," ungkap Afdhal

Rizki, salah satu warga Gampong Surien, juga mengungkapkan pentingnya melestarikan tradisi & Meudikee agar tetap hidup di masa mendatang.

"Kita perlu menjaga dan melestarikan tradisi ini, agar Meudikee tetap dapat diwariskan kepada generasi mendatang dan tidak punah," ujar Rizki

Dengan adanya kegiatan seperti ini, warga berharap bahwa nilai-nilai tradisi dan budaya Aceh dapat terus dipertahankan dan diwariskan sebagai bagian dari identitas kultural masyarakat Aceh.

Pasca Meudikee, para tamu disuguhi hidangan khas Aceh, diantaranya kuah beulangong, bue kulah, bue leukat, dan lain sebagainya. Hidangan tradisional ini disantap bersama sebagai bagian dari kebersamaan dan menjadi penutup acara perayaan Maulid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun