Mohon tunggu...
M Farrel Al Fathir
M Farrel Al Fathir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sriwijaya

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Arab Saudi - Iran yang tak kunjung usai

1 Maret 2023   03:46 Diperbarui: 2 Maret 2023   03:41 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik antara Arab Saudi dan Iran telah berlangsung selama beberapa dekade, karena perbedaan dalam bidang agama, politik, dan kepentingan regional. Iran dan Arab Saudi tidak berperang secara langsung tetapi mereka terlibat dalam berbagai perang proksi di seluruh kawasan, dengan akar masalah yang kompleks dan melibatkan banyak faktor seperti persaingan regional dan pengaruh global.

Salah satu contoh konflik kedua negara ini dalam persaingan global yaitu pada konflik Suriah, Arab Saudi dan Iran mempunyai pemahaman yang berbeda terhadap konflik ini. Arab Saudi mendukung kelompok oposisi Suriah yang bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad, sementara Iran mendukung pemerintahan Assad. Persaingan ini telah memperburuk konflik di Suriah dan memicu eskalasi kekerasan.

Konflik ini dimulai sejak revolusi Iran pada tahun 1979, ketika Iran dipimpin oleh rezim Syiah yang memperkuat pengaruhnya di kawasan tersebut. Arab Saudi khawatir bahwa Revolusi Iran dapat membawa pengaruh Syiah di kawasan nya dan mengancam stabilitas Arab Saudi dan negara-negara tetangga lainnya yang mayoritas Sunni, Arab Saudi mengambil sikap yang berbeda dengan Iran dalam konflik ini. Arab Saudi mendukung pemerintahan Shah Iran yang pro-Barat dan merasa tidak nyaman dengan pengaruh Iran di kawasan tersebut.

images-2-63ffb7bd4addee777b029053.jpeg
images-2-63ffb7bd4addee777b029053.jpeg
Para demonstran menyerang Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran pada Sabtu (2/1) dalam rangka unjuk rasa protes atas eksekusi mati Saudi terhadap seorang ulama Syiah, Nim al-Nimr. (Reuters/Raheb Homavandi/TIMA)

Bekunya hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Iran, disebabkan oleh orang-orang Iran unjuk rasa di depan kantor kedutaan besar Arab Saudi di ibu kota Iran disebabkan oleh tanggapan atas eksekusi seorang tokoh Syiah di Arab Saudi yaitu Sheikh Nimr al-Nimr karena terlibat kasus terorisme, demonstran Iran yang marah menyerbu kedutaan besar Saudi di Teheran dan konsulat di Mashhad, menghancurkan perabotan rumah tangga dan menyulut kebakaran di kedutaan, serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap semua kesepakatan internasional.

images-1-63ffb4d281352302667bcc62.jpeg
images-1-63ffb4d281352302667bcc62.jpeg
Saat Jemaah di Terowongan Mina (Triono/detikcom)

Tragedi Mina yang menewaskan ribuan orang juga merupakan salah satu memburuknya konflik tersebut, karena disebabkan oleh pemerintah Arab Saudi dan Iran saling menyalahkan dalam tragedi ini, Arab Saudi menyalahkan dan menuduh Iran mencoba memanfaatkan insiden tersebut untuk memperkuat pengaruh politiknya di kawasan Timur Tengah, begitu juga dengan Iran menuduh pemerintah Arab Saudi tidak bertanggung jawab atas keselamatan jamaah haji.

news-13-1616479592-63ffb5a84addee2bfc560fe2.jpg
news-13-1616479592-63ffb5a84addee2bfc560fe2.jpg
Menteri Luar Negeri, Pangeran Faisal bin Farhan. (Foto: dok. Ist)

Ada beberapa upaya diplomasi dan dialog antara kedua negara, termasuk perundingan di bawah naungan PBB, namun konflik masih berlanjut. Terakhir, pada tahun 2021, Arab Saudi mengusulkan inisiatif perdamaian untuk mengakhiri konflik, namun Iran menolaknya karena tidak memenuhi persyaratan Iran, beberapa persyaratan Iran, sebagai berikut:

  1. Iran merasa bahwa Arab Saudi terlibat dalam kebijakan yang bertentangan dengan kepentingan Iran, seperti dukungan terhadap rezim Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad, serta dukungan terhadap pemerintahan Yaman yang dipimpin oleh Saudi.

  2. Iran merasa bahwa inisiatif perdamaian Arab Saudi tidak memenuhi persyaratan yang mereka tetapkan sebagai syarat untuk mengakhiri konflik. Persyaratan tersebut meliputi pengakuan Arab Saudi atas peran Iran di kawasan Timur Tengah dan penghentian dukungan Arab Saudi kepada kelompok-kelompok militan yang bertentangan dengan Iran.
  3. Iran juga mengkritik Arab Saudi karena tetap menjalin hubungan dekat dengan Amerika Serikat yang dianggap Iran sebagai musuh besar.


Sulaeman, Dina Y. (2013). Prahara Suriah: Membongkar Persekongkolan Multinasional. (Depok: Iman)
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/446/343

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun