Mohon tunggu...
M FARHAN ZAHIR
M FARHAN ZAHIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Ilmu Politik/Universitas Brawijaya

Memiliki Hobi membaca Buku-buku Philosophy, Law and Politics membantu saya dalam berargumentatif kepada siapa saja dan membantu saya untuk terkoneksi kepada siapapun walaupun dengan latar belakang keilmuan yang berbeda. Disisi lain dalam mengasah pikiran dan otak saya juga memiliki keseharian untuk tetap berlatih olahraga latihan beban atau skelaton muscle baik menggunkan tubuh sendiri atau alat bantu

Selanjutnya

Tutup

Diary

Meng-Adu dengan Tuhan

29 Agustus 2024   23:12 Diperbarui: 29 Agustus 2024   23:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

  Apa arti dari sebuah kesepian dan kesendirian? Di tengah carut-marut lalu lalang kebisingan. Tetapi masih saja orang tetap ada diantara kita mengalaminya. Apa arti dari sebuah masa depan yang banyak sekali didengungkan oleh banyak orang. Saling menjatuhkan dan saling bermusuhan, untuk apa itu dilakukan? toh tuhan telah memberikan kematian kepada kita semua sebagai sunnatullah-Nya. Sebenarnya kita ini hidup untuk apa, dan hidup untuk siapa, serta tujuan apa tuhan menciptakan menciptakan kasih sayang dan dan akal kepada kita manusia. Di banyak hal kita cenderung saling tidak mempedulikan orang di sekeliling kita. Sebenarnya apa itu kebahagiaan? Kenapa masih saja banyak orang yang demi memperolehnya harus dengan berdarah-darah dengan rela mengorbankan eksistensinya sebagai manusia dengan cara-cara yang tidak bijaksana seperti korupsi, menipu, membunuh.

Motif dan dorongan apa yang menyebabkan orang itu melakukan hal tersebut. Ada di satu sisi orang dengan berbagai kekuasaannya cenderung lebih mudah dalam menjaga eksistensinya dengan menggunakan lembaga atau alat untuk membenarkan tindakannya. Bukankah penilaian terhadap diri kita itu orang lain yang menilai? tetapi kita juga harus mempertimbangkan suara intuisi kemanusiaan murni yang ada di diri kita sebagai indikator bahwa sekiranya tindakan kita itu tidak merugikan orang lain.

Dengan melihat perilaku pejabat akhir-akhir ini yang menyayat hati rakyat kecil di bawah, Mana bentuk usaha mewujudkan amanah Undang Undang, Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Rasa-rasanya seperti sudah tidak dapat dinikmati. Penggusuran dengan basis iming-iming janji manis yang seakan membuat rakyat tidak lagi bisa menyeruput kopi dan teh nya sembari menghisap tembakaunya. 

Tuhan apakah engkau marah dengan perilaku kami? kalau iya apakah masih ada pintu maaf untuk kami dan kalau tidak mengapa kami ada di dunia apabila kami memungkinkan adanya merusak pemberianmu ini?

Oleh : M. FARHAN ZAHIR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun