Mohon tunggu...
MUHAMMAD FAHRUDDIN AL MUSTOFA
MUHAMMAD FAHRUDDIN AL MUSTOFA Mohon Tunggu... -

Sesorang yang haus akan ilmu pengetauhan dan berharap jadi orang yang bermanfaat bagi Nusa Bangsa dan Agama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sindiran Tuhan lewat Potret Masyarakat

25 Mei 2015   08:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang mengaku berilmu tapi bingung mau mengamalkannya . Akhirnya dia pun mencoba membuat sesuatu yang mungkin bisa membuktikan taraf keilmuannya . Dibuatlah tulisan-tulisan yang mengandung perkara nyeleneh dan dapat membuat orang lain untuk sekedar berkomentar sinis atau bahkan menhujat nya dengan komentar pedas sampai pada taraf yang sangat memprihatinkan dalam sebuah penilaian . Itu pun membuat si penulis ini semangat membalas dengan menggunakan senjata ampuhnya dan hujjah-hujjah yang telah dipersiapkan dengan matang sebelumnya .

Ada juga orang yang benar-benar alim . Mumpuni dalam segi keilmuan , kearifan dan berpengaruh didalam masyarakat . Mereka ini fokus untuk mendidik umat dengan cara mengkaji pengetauhan agama secara sambung dan bersanad . Serta kontinuitas dalam mengkaji suatu bidang ilmu . Terdapat satu yang disayangkan yaitu Menulis . Banyak sekali orang hebat , alim tapi tidak mempunyai sebuah karya pun yang dapat diwariskan dan bermanfaat untuk orang lain ketika tubuh telah menyatu kembali dengan tanah .

Ada lagi , sekelompok orang-orang yang hanya belajar agama lewat mbah Google . Belum pernah menyentuh sama sekali apa itu agama ? apa itu beragama ? , Belajar kepada ustad ustad didikan formal . Tiba-tiba dengan sombongnya datang untuk mengkafirkan inilah . Ini amalan yang tidak ada pada zaman Rosulullah SAW . Bid'ah lah dan segala bentuk penghukuman yang mereka lakukan kepada orang yang menurut mereka berbeda bengan " mereka " . Serta itu semua didasarkan pada akal mereka yang tidak berperikemanusiaan dalam berpikir . Satu yang membuatku tergelak , mereka ini anti terhadap kritik serta masukan dari orang lain . Mungkin merasa bahwa surga hanya milik mereka saja atau ingin menjadi mekelar surga ?

Tak kalah menarik , ada juga kelompok orang-orang yang peduli dengan lingkungan , tempat tinggal , dan negara . Biasanya mereka ini senang berda di panggung perpolitikan . Mempertahankan semaksimal mungkin aspirasi rakyat yang sudah seharusnya menguntungkan untuk rakyat , bukan untuk para pejabat rakus . Berjuang keras berupaya memakmurkan masyarakan bukan tambah menjerat masyarakat dalam jurang kesengsaraan .

Berbalik lurus dengan kelompok yang pro rakyat tadi . Mereka inilah orang-orang yang mengeruk keuntungan dari hasil jerih payah rakyat untuk kenikmatan diri mereka sendiri . Tanpa malu memakan dengan rakus uang rakyat yang mereka bayarkan melalui pajak negara . Tak terdapat secuil pun rasa bersalah ketika digerondol oleh pihak berwajib . Hanya senyum penuh bangga setelah sukses mengkibuli rakyat dengan kepintarannya .

Ada kelompok orang yang masih memegangteguh kepercayaan nenek moyangnya . Memilih tidak beragama . Hanya patuh terhadap para sesepuh dan alam raya . Menjadikan tradisi klasik sebagai budaya yang harus dilestarikan sampai kapanpun . Sebagian masih menjadikan hal-hal yang bersifat supranatural menjadi salah satu aktifitas sehari-hari mereka . Itu semua tak lepas dari siapa diri mereka secara pribadi , suku dan identitas mereka

Dalam tingakatan belajar pun terdapat beberapa golongan yang aktif ( dalam artian ikut eksis ) dalam jenjang ini . Pertama , anak-anak yang cenderung mempunyai otak yang lebih cemerlang kebanyakan pendiam , tidak terlalu aktif , selalu dalam keadaan belajar mereka sering disebut akademisi . Kedua , mereka ini para murid-murid yang aktik dalam organisasi , pandai bergaul , punya banyak jaringan dan yang pasti lebih cenderung dalam berorganisasi mereka adalah para aktivis . Ketiga yaitu mereka yang selalu terlihat lebih garang , palak sana , palak sini . Suka mencari perhatian dengan menunjukkan kenakalannya . Biasanya tidak terlalu suka belajar apalagi berorganisasi

Ada juga yang selalu bekerja keras siang malam , menguras keringat . Demi kelangsungan hidup keluarga . Mencarikan jalan apapun untuk melihat anaknya dapat makan , bersekolah dan berharap lebih baik dari mereka . Tak kenal lelah , tak kenal waktu hanya untuk mendapat sesuap nasi demi kebahagian keluarganya .

Beberapa kelompok ekstrimis tak lupa hadir dalam belantara skenario Tuhan yang unik ini . Banyak dari mereka yang melihat agama dari kacamata sempit atau bahkan terbalik . Menjadikan agama seakan sumber dari kehancuran , ketakutan bukan memperkenalkan agama sebagai cikal bakal dan hasil akhir dari kedamaian yang abadi . Apakah dengan menyakiti sesama saudara kita , bisa membuktikan atau bahkan menambah keimanan kita ? Apakah dengan pertumpahan darah dunia akan semakin aman ? . Mereka sekan lupa bahwa inti dari sebuah agama , khususnya Islam adalah menebar rahmat diseluruh alam bukan menebar kebencian antar umat .

Inilah beberapa potret kehidupan yang terjadi disekitar kita . Jika kita bisa lebih melihat kedalam dari perbedaan diatas . Kita pasti akan mengetauhi keindahan dari sebuah perbedaan . Perbedaan bukan sebab perpecahan tapi perbedaan adalah rahmat bagi kita semua . Semoga kita semakin sadar dengan berbagai sindiran Tuhan yang terjadi di depan mata kita .

Casablanca , 25 Mei 2015
Bocah Gemblung .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun