Mohon tunggu...
M fajar Priyatna
M fajar Priyatna Mohon Tunggu... Jurnalis - penulis artikel,penulis cerpen

Jadilah orang yang berguna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga di Padang Gurun

6 Desember 2024   09:08 Diperbarui: 6 Desember 2024   09:18 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aisha kecil, berambut hitam legam dan mata sebening air sumur tua, tinggal di desa terpencil di tengah padang pasir. Sekolah terdekat berjarak tiga hari perjalanan unta, sebuah jarak yang mustahil bagi keluarganya yang miskin. Ayahnya, seorang petani yang gigih, hanya mampu memberikan sedikit makanan dan pakaian. Pendidikan, bagi Aisha, hanyalah mimpi.

 

Namun, Aisha punya tekad yang membara. Setiap malam, di bawah cahaya bintang yang bertaburan di langit gelap, ia belajar membaca dan menulis dari buku-buku usang milik kakeknya. Huruf-huruf Arab itu ia ikuti dengan jari-jari lentiknya, membayangkan dunia di luar padang pasir yang gersang. Ia membaca kisah-kisah para pahlawan, para ilmuwan, dan para penjelajah, membangkitkan semangatnya untuk belajar lebih banyak.

 

Suatu hari, seorang guru keliling bernama Bu Hamidah datang ke desa mereka. Bu Hamidah, dengan semangatnya yang tak kenal lelah, membuka kelas kecil di bawah naungan pohon kurma tua. Aisha, dengan mata berbinar, langsung mendaftar. Ia belajar dengan rajin, menyerap setiap kata yang diajarkan Bu Hamidah. Ia tak pernah mengeluh, meskipun harus berjalan jauh untuk mengumpulkan kayu bakar untuk menghangatkan kelas mereka di malam yang dingin.

 

Ketekunan Aisha membuahkan hasil. Ia belajar dengan cepat, melampaui teman-temannya yang lain. Ia memiliki daya ingat yang kuat dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam. Bu Hamidah melihat potensi besar dalam diri Aisha dan mendorongnya untuk terus belajar. Ia bahkan meminjamkan buku-buku yang lebih lengkap dari perpustakaannya sendiri.

 

Bertahun-tahun berlalu. Aisha tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan bijaksana. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di kota, berkat bantuan Bu Hamidah dan beasiswa yang ia dapatkan. Ia menjadi guru, kembali ke desanya, dan membangun sekolah yang lebih baik. Sekolah yang akan memberikan kesempatan bagi anak-anak lain di padang pasir untuk meraih mimpi mereka, seperti yang pernah ia impikan.

 

Kisah Aisha menjadi legenda di desa mereka. Ia menjadi bukti bahwa pendidikan dapat mengubah hidup, bahkan di tengah padang pasir yang gersang. Bunga-bunga pengetahuan yang ia tabur, tumbuh subur dan mekar indah, mengubah padang pasir menjadi taman yang penuh harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun