Pada suatu hari di bulan Ramadan, seorang pria yang sedang berpuasa sangat lapar dan dahaga. Ia terus merenung dan berusaha mencari cara agar tidak merasa lapar dan dahaga. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk pergi ke toko dan membeli sebotol air minum.
Namun, ketika ia sampai di toko, ia melihat di depan toko ada temannya yang juga sedang berpuasa. Temannya itu terlihat sangat lapar dan dahaga, sehingga pria tersebut merasa iba dan memutuskan untuk membelikan temannya makanan dan minuman.
Setelah membelikan temannya makanan dan minuman, pria tersebut kembali ke rumah dengan tangan hampa dan masih merasa lapar dan dahaga. Namun, ia merasa bahagia dan puas karena telah berbuat baik kepada temannya yang juga sedang berpuasa.
Ketika sudah masuk waktu berbuka puasa, pria tersebut pun segera membuka puasa dengan lahap. Namun, tiba-tiba ia merasakan ada yang salah dengan makanannya. Ia merasa tidak enak dan mual, hingga akhirnya ia menemukan bahwa makanan yang ia belikan untuk temannya tersebut sebenarnya telah basi.
Pria tersebut pun tersenyum dan berpikir bahwa mungkin ini adalah cara Tuhan untuk mengingatkannya untuk tidak rakus dan berbuat baik dengan tulus ikhlas, bukan untuk mencari pahala semata. Ia pun belajar untuk selalu mengutamakan kualitas dan kebersihan dalam berbuat baik kepada sesama, terutama saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Cerita ini mengajarkan kita bahwa selain berpuasa dan beribadah, kita juga perlu memiliki hati yang baik dan selalu berusaha untuk berbuat baik kepada sesama. Meskipun mungkin ada rintangan atau kesulitan yang terjadi, namun dengan niat yang tulus dan ikhlas, kita dapat mencapai kebahagiaan dan mendapatkan berkah dari Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H