Mohon tunggu...
m fajar maulana
m fajar maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - PBA_unisma

Menjadikan ilmu sebagai kewajiban yang harus terpenuhi, dan mengembangkan nya dengan soft kill masing-masing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Toksisitas di Bangku Perkuliahan

23 Mei 2023   15:34 Diperbarui: 23 Mei 2023   15:42 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perubahan adalah hal yang tidak bisa dihidarkan disetiap apapun, baik bagi manusia, hewan , bahkan tatanan dunia. Revolusi merupakan pperubahan yang bertujuan menjadikan tatan dunia lebih maju.di mulai kisaran tahun 1750-1850  terjadi perubahan besar disegala bidang kehidupan, yaitu pertambangan , pertainian , manufaktur , teransportasi , dan teknologi yang dapat disebut dengan revolusi industri yang berdampak pada sector sosial , ekonomi , dan budaya dunia. Terjadinya sejarah besar pada dunia di tandai dengan adanya revolusi industi, revolusi juga merangkap hampir semua dari setiap aspek kehidupan di dunia, dan selama kurang lebih dua abad setelah terjadinya revolusi industri terjadi pendapatan perkapita berkali-kali lipat dengan sebelum adanya revolusi

Hingga hari ini secara sadar maupun tidak kita sudah berada di era revolusi industri 4.0 yang merupakan proyek dari pemerintahan jerman dengan membuat teknologi yang canggih dan teknologi tersebut mengutamakan digitalisasi pabrik. Dalam menghadapai era revolusi industri 4.0 perlu adanya literasi baru guna sebagai penunjang yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupan yang lebih kompleks pada masa depan. Literasi sendiri adalah suatu kemampuan menulis dan membaca.  Dalam hal ini Pendidikan mempunya tanggung jawab yang besar dalam mengawal pada literasi yang baru dalam pengembangan kompetensi di bidang ke ilmuan dan ke ahlian. 

Informasi pada saat ini sudah sangat berkembang dengan tanpa batasan ruang dan waktu, informasi kini dapat diakses dengan real time, actual , dan factual serta terdigitalisasi sehingga dapat diakses kapan dan di mana saja. . Piliang (2012) menjelaskan bahwa digitalisasi dan komputasi telah membuat ruang baru yang bersifat virtual (cyberspace) sehingga interaksi atau komunikasi dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan, dan di mana saja. Pelajar yang sebagai subjek pendidikan sangat membutuhkan ruang virtual, dengan hal tersebut pelajar akan terbantu dengan adanya ruang baru bersifat digital. 

Jika kita lihat sekarang, sangat rendah nya literasi masyarakat Indonesia, maka dari itu butuh inovasi baru untuk meningkatkan literasi di Indonesia. Mahasiswa punya peran yang sangat vital dalam mengawal revolusi industri 4.0 tidak hanya menguasai literasi membaca dan menulis , tetapi harus menguasai tiga literasi, yaitu literasi data , literasi tekonologi , dan literasi manusia karena hal itu sangat membantu mahasiswa untuk menjawab tuntutan masa depan yang memungkinkan menjadi lebih kompetitif.

Di era revolusi industri 4.0 seharus nya menjadi keuntungan bagi mahasiswa untuk lebih berperan dalam menyampaikan pendapat , peran , saran , serta kritik dari masyarakat untuk pemerintah. Tetapi fakta tidak sebaik teori yang terjadi, pada saat ini  mahasiswa yang seharus nya lebih mudah dalam mengembangkan kompetensi di bidang ilmu dan keahlian justru terbalik dan menjadi boomerang bagi para mahasiwa. Berapa banyak sekarang mahasiswa yang mendiskusikan dan membahas ke ilmuan , berapa banyak mahasiswa yang berinteraksi dengan buku, yang dikatakan dalam peran mahasiswa yang menjadi agen of cange , agen of sosial control. Pada saat ini itu Hanya slogan terpampang di mata para mahasiswa tetapi tidak sampai ke otak dan hati mereka. Dahulu para mahasiswa begitu asik dalam membahas ke ilmuan membahas kesejahteraan masyarakat, bahkan membahas kemajuan bangsa ini. Tidak hanya di dalam ruang perkuliahan , tetapi di warkop, di kontrakan dan kos mereka selalu bergerak untuk menuju perubahan.

Bahkan lebih parah nya lagi di ruangan kelas yang seharus nya menjadi tempat berbantah-bantahan argumentasi, sekarang hanya sebagai formalitas untuk memenuhi absensi kehadiran saja. Dan bahkan terkesan toxsic , meremehkan teman yang menjadi fasilitator atau yang sedang berargumentasi . bahkan bukan meremehkan teman sekelas nya tetapi juga dosen yang mengajar ilmu kepada mereka.  sungguh miris melihat agen perubahan terkesan seperti manusia yang tidak pernah bergelut dengan pendidikan, Mereka dikerdilkan dengan kemajuan tekonologi yang seharus nya menjadi senjata untuk mencapai kemajuan tetapi menjadi boomerang yang sangatt tajam menghantam mereka. 

Wahai para mahasiswa !! kemanakah suara mu yang lantang yang sering terdengar di depan Gedung dpr !? kemanakah ketajaman berfikir kritismu untuk mengkaji keilmuan dan mengawal isu-isu masyarakat !? kemanakah gerkan mu yang membuat para rezim-rezim yang menjatuhhkan martabat bangsa itu takut !? . sudah cukup engkau bersembunyi di balik ketiak para oligarki, mari Bersama-sama berperan Kembali untuk menguatkan literasi dan menggagas ide-ide untuk menjembatani kemajuan Indonesia.

Hidup Mahasiswa !!!

Hidup Mahasiawa !!!

Hidup Rakyat Indonesia !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun