Mohon tunggu...
M. Fajar Agustus Putera
M. Fajar Agustus Putera Mohon Tunggu... Guru - Guru

seorang guru dan content writer

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI dan Etika: Bisakah mesin Membuat Keputusan Moral?

30 Januari 2025   18:22 Diperbarui: 30 Januari 2025   18:22 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI dan Etika: Bisakah mesin Membuat Keputusan Moral (sumber: pexels.com)

 

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence, AI) telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam bidang teknologi, AI digunakan untuk merancang sistem yang dapat belajar, beradaptasi, dan memecahkan masalah secara otomatis, sering kali dengan kecepatan dan ketepatan yang melebihi kemampuan manusia. Salah satu aspek yang paling kontroversial dan mendalam dari pengembangan AI adalah kemampuannya untuk membuat keputusan. Namun, pertanyaan yang semakin banyak dibahas adalah: Bisakah mesin membuat keputusan moral?

Artikel ini akan membahas peran AI dalam pengambilan keputusan etis, tantangan yang dihadapi, serta dampaknya terhadap masyarakat. Kita akan menyelidiki konsep dasar dari etika mesin, analisis terkait dengan algoritma dan bias, serta kemungkinan masa depan di mana mesin harus membuat keputusan yang berdampak langsung pada kehidupan manusia.

1. Pengenalan Tentang Etika dalam AI

Etika adalah cabang filosofi yang berkaitan dengan penilaian tentang tindakan manusia dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Etika mempersoalkan apa yang benar dan salah, baik dan buruk, serta mengapa kita bertindak seperti itu. Ketika berhadapan dengan kecerdasan buatan, tantangannya adalah bagaimana mendefinisikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip etika yang berlaku bagi mesin.

AI yang berkembang saat ini tidak hanya dirancang untuk memproses data atau melakukan tugas teknis, tetapi juga semakin digunakan untuk membuat keputusan yang sebelumnya hanya bisa diambil oleh manusia. Misalnya, dalam aplikasi seperti mobil otonom, algoritma AI memutuskan tindakan yang harus diambil untuk menghindari kecelakaan, atau dalam bidang keuangan, AI digunakan untuk mengelola portofolio investasi dengan mempertimbangkan risiko dan potensi keuntungan.

Namun, ketika kita berbicara tentang keputusan moral---seperti apakah sebuah mobil otonom harus mengorbankan nyawa satu orang untuk menyelamatkan banyak orang lainnya---kita memasuki area yang jauh lebih kompleks. Pertanyaan ini menimbulkan perdebatan tentang apakah mesin bisa dilengkapi dengan nilai-nilai moral manusia dan jika bisa, bagaimana kita menentukan nilai tersebut.

2. AI dan Keputusan Moral: Dilema Etika dalam Mesin

Salah satu contoh klasik dari dilema etika dalam konteks AI adalah trolley problem (masalah troli), sebuah eksperimen pemikiran yang digunakan untuk menguji prinsip-prinsip moral dalam pengambilan keputusan. Dalam versi masalah ini, seseorang harus memilih apakah akan mengalihkan troli yang berjalan liar untuk menyelamatkan lima orang, meskipun tindakan itu akan membunuh satu orang yang berada di jalur lainnya.

Dalam dunia nyata, dilema serupa muncul dalam pengembangan mobil otonom. Sebuah mobil yang mengemudi sendiri mungkin menghadapi situasi di mana pengemudi harus memilih antara menabrak pejalan kaki yang tak terhindar atau membahayakan penumpangnya dengan menghindar. Keputusan seperti ini melibatkan penilaian moral tentang nilai hidup manusia dan bagaimana kita mengukur "keputusan terbaik."

AI dan pemrograman moral:
Namun, AI tidak memiliki nilai moral bawaan, dan untuk dapat membuat keputusan moral, AI harus diprogram untuk menilai situasi berdasarkan suatu prinsip atau seperangkat nilai. Prinsip ini bisa berbeda-beda berdasarkan sistem etika yang digunakan. Beberapa pendekatan yang sering digunakan untuk memrogram keputusan moral dalam AI antara lain:

  • Utilitarianisme: Mengutamakan hasil yang memberikan kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbanyak.
  • Deontologi: Mengutamakan tindakan itu sendiri, bukan hasilnya, dan mengandalkan aturan moral yang ketat.
  • Virtue Ethics: Mengutamakan sifat karakter dan kebajikan moral individu yang membuat keputusan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun