Mohon tunggu...
M. Fajar Agustus Putera
M. Fajar Agustus Putera Mohon Tunggu... Guru - Guru

seorang guru dan content writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Jejak Waktu

28 Januari 2025   16:07 Diperbarui: 28 Januari 2025   16:07 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi: Jejak Waktu (sumber: pexels.com)

Di bawah langit yang tak pernah diam,

Angin berkisah tentang jalan panjang,

Daun-daun gugur menari perlahan,
Menyambut sunyi yang datang mengendap.

Hari-hari berlalu seperti arus,
Membawa mimpi di ujung cakrawala,
Setiap langkah adalah tanda tanya,
Setiap nafas, seuntai doa.

Adakah terang menanti di sana,
Saat kelam merajut duka?
Adakah janji yang tak memudar,
Saat ragu mengisi dada?

Namun, jejak waktu mengajari,
Bahwa luka adalah guratan seni,
Tangis bukan akhir, tapi harmoni,
Menyulam hidup dengan warna sejati.

Berdirilah, meski tertatih,
Tegakkan dada walau perih,
Karena di setiap langkah yang berat,
Ada cahaya yang tak pernah tamat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun