Mohon tunggu...
M. Fajar Agustus Putera
M. Fajar Agustus Putera Mohon Tunggu... Guru - Guru

seorang guru dan content writer

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Banjarmasin: Kota Seribu Sungai, Seribu Cerita

27 Januari 2025   12:25 Diperbarui: 27 Januari 2025   12:25 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjarmasin: Kota Seribu Sungai, Seribu Cerita (sumber: PPID Banjarmasin)

 

Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, seringkali disebut sebagai "Kota Seribu Sungai". Julukan ini bukan hanya sekadar gambaran tentang banyaknya sungai yang mengalir di wilayah kota, tetapi juga mencerminkan kedalaman sejarah, budaya, dan kehidupan masyarakat yang begitu erat dengan air. Banjarmasin bukan hanya dikenal karena lanskap sungainya yang memukau, tetapi juga karena berbagai cerita yang berputar di sepanjang aliran tersebut, dari masa lalu hingga kini. Artikel ini akan mengajak kita menyelami lebih dalam tentang bagaimana sungai-sungai di Banjarmasin menjadi saksi bisu peradaban, perdagangan, serta tantangan yang dihadapi kota ini.

Sejarah dan Peran Sungai dalam Kehidupan Banjarmasin

Sungai, terutama Sungai Barito dan Sungai Martapura, memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan Banjarmasin. Sejak zaman kerajaan, sungai-sungai ini telah menjadi jalur transportasi utama yang menghubungkan Banjarmasin dengan daerah-daerah lain di Kalimantan dan sekitarnya. Selain itu, sungai juga menjadi pusat perdagangan, tempat bertemunya berbagai budaya, serta titik awal pertumbuhan ekonomi kota.

Pada abad ke-16, Banjarmasin adalah pusat kerajaan Banjar yang kaya akan hasil bumi seperti emas, rotan, dan hasil hutan lainnya. Para pedagang dari berbagai belahan dunia seperti China, India, dan Eropa datang ke Banjarmasin untuk berdagang. Mereka menggunakan perahu dan kapal yang mengarungi sungai sebagai jalur utama transportasi. Dengan demikian, sungai bukan hanya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi poros perekonomian yang menopang kejayaan kerajaan Banjar.

Namun, seiring waktu, Banjarmasin mengalami perubahan. Ketika era kolonial Belanda datang, Banjarmasin mengalami banyak tekanan dalam aspek ekonomi dan politik. Meski begitu, sungai tetap memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat, baik sebagai sarana transportasi maupun sebagai sumber daya alam yang mendukung kegiatan pertanian dan perikanan.

Sungai dan Kehidupan Sehari-Hari Masyarakat Banjarmasin

Hari ini, meskipun sudah ada infrastruktur jalan raya dan jembatan yang menghubungkan berbagai wilayah kota, sungai tetap menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Banjarmasin. Salah satu ikon kota ini adalah pasar terapung yang terletak di Sungai Martapura. Pasar terapung ini bukan hanya sekadar tempat jual beli, tetapi juga sebuah tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad. Setiap pagi, perahu-perahu yang dipenuhi dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, buah-buahan, dan ikan, berlayar di sungai, menawarkan barang dagangannya kepada pembeli yang datang dengan perahu mereka sendiri. Pasar terapung ini menjadi salah satu daya tarik wisata yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, serta menjadi simbol keramahtamahan masyarakat Banjarmasin.

Selain itu, kehidupan di sekitar sungai juga mencerminkan keberagaman budaya yang ada di Banjarmasin. Masyarakat Banjar, yang sebagian besar beragama Islam, memiliki tradisi yang kental dengan nilai-nilai Islam. Namun, mereka juga menjaga tradisi lokal seperti upacara adat dan seni budaya yang tak terpisahkan dari sungai. Salah satunya adalah upacara adat seperti "Tuhan Raya" yang merupakan bentuk penghormatan kepada sungai sebagai sumber kehidupan. Di samping itu, berbagai jenis seni pertunjukan seperti tari-tarian tradisional dan musik juga berkembang di sepanjang sungai, menghidupkan kembali cerita-cerita lama yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Banjarmasin dan Tantangan Lingkungan

Namun, di balik keindahan dan nilai sejarah yang dimiliki Banjarmasin, kota ini juga menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal lingkungan. Banjarmasin, yang dikelilingi oleh banyak sungai, juga rentan terhadap masalah banjir, terutama selama musim hujan. Banjir bukanlah hal yang asing bagi masyarakat Banjarmasin, karena sungai-sungai yang melintas seringkali meluap dan merendam permukiman warga. Fenomena ini menjadi masalah besar, terutama dalam hal pemukiman dan infrastruktur yang ada di sepanjang bantaran sungai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun