Mohon tunggu...
Imbang Isnaeni
Imbang Isnaeni Mohon Tunggu... pegawai negeri -

SDN Limbangan 1 Garut (1985-1991) SMPN 1 Limbangan Garut (1991-1994) SMUN 1 Garut (1994-1997) STPDN Jatinangor (1997-2001) Pemkot Cirebon (2001-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Pangeran Cakrabuana" Tokoh Karismatik Pendiri Kota Cirebon

27 Oktober 2012   10:42 Diperbarui: 4 April 2017   17:38 5842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masyarakat Cirebon mungkin sudah tidak asing lagi dengan Pangeran Cakrabuana, menurut Manuskrip Purwaka Caruban Nagari, pada abad 15 di pantai Laut jawa ada sebuah desa nelayan kecil bernama Muara Jati. Pada waktu itu sudah banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat. Pengurus pelabuhan adalah Ki Gedeng Alang-Alang yang ditunjuk oleh penguasa Kerajaan Pajajaran dan di pelabuhan ini juga terlihat aktivitas Islam semakin berkembang. Ki Gedeng Alang-Alang memindahkan tempat pemukiman ke tempat pemukiman baru di Lemahwungkuk, 5 km arah selatan mendekati kaki bukit menuju kerajaan Galuh. Sebagai kepala pemukiman baru diangkatlah Ki Gedeng Alang-Alang dengan gelar Kuwu Cerbon.
Pada Perkembangan selanjutnya, Pangeran Walangsungsang, putra Prabu Siliwangi ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan Gelar Cakrabumi. Pangeran inilah yang mendirikan Kerajaan Cirebon, diawali dengan tidak mengirimkan upeti kepada Raja Galuh. Oleh karena itu Raja Galuh mengirimkan bala tentara ke Cirebon Untuk menundukkan Adipati Cirebon, namun ternyata Adipati Cirebon terlalu kuat bagi Raja Galuh sehingga ia keluar sebagai pemenang.

Dengan demikian berdirilah kerajaan baru di Cirebon dengan Raja bergelar Cakrabuana. Berdirinya kerajaan Cirebon menandai diawalinya Kerajaan Islam Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang aktivitasnya berkembang sampai kawasan Asia Tenggara.

Sampai saat ini Pangeran Cakrabuana dikenal sebagai salah satu Tokoh pendiri Cirebon, kepiawaian beliau memerintah di Cirebon sangat dikenal, dilihat dari beberapa peninggalan sejarah terjadi perpaduan seni dan budaya termasuk bahasa di Cirebon. Keanekaragaman suku bangsa dan agama tidak menjadi penghalang berjalannya pemerintahan saat itu, toleransi beragama sangat dijunjung tinggi sehingga siapapun yang tinggal di Cirebon saat itu bisa beraktivitas secara leluasa dan sepeninggal beliau sampai saat sekarang masih terjadi akulturasi budaya dan tentunya bukan sebagai budaya masing-masing suku bangsa tetapi sebagai budaya Cirebon termasuk bahasa yaitu bahasa Cirebon sebagai salah satu kekayaan bangsa.

Sudah sepatutnyalah kita sebagai generasi sekarang mampu menghargai dan menjunjung tinggi apa yang telah dilakukan oleh pendahulu kita, mari kita bangun Cirebon dan tentunya Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga diperhitungkan kembali di mata Internasional secara politik, perdagangan, budaya dan tentunya toleransi yang telah ditunjukan oleh para pendahulu kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun