Pagi ini, setelah melaksanakan shalat subuh, saya menonton siaran berita di salah satu stasiun TV. Ada satu berita yang sangat menarik perhatian saya. Sebenarnya berita ini sudah lama tersiar, tapi saya tidak terlalu memperhatikannya, mungkin karena sudah tidak simpatik dengan media yang ada di Indonesia.
Salah satu adegan berita yang menarik perhatian saya adalah, kata - kata seorang wanita tua (bisa disebut sebagai seorang nenek), yang berbunyi, "Kami ini juga warga Indonesia Pak, bukan warga asing. Kalau kami warga asing, silahkan deportasi kami. mau kemana lagi kami?!", (kurang lebih seperti itu, mohon maaf jika ternyata kurang atau tampak sedikit dilebihkan, semata karena keterbatasan ingatan saya). Nenek ini adalah salah satu korban Mesuji, yang telah sekian lama menjadi pengungsi. Saya pikir rekan - rekan sudah tau tentang berita Mesuji ini.
Saya jadi bertanya dalam hati, "Sebenarnya Indonesia ini punya siapa?". Sungguh miris melihat saudara kita terusir di negaranya sendiri, -sekali lagi saya ulangi-, di negaranya sendiri, gara - gara pengusaha kelapa sawit (yang disinyalir adalah orang malaysia). Sungguh tragis, setelah ditipu oleh calo tanah, warga Mesuji yang tak tahu apa - apa, diusir bak binatang. Dan justru kepentingan orang asing yang dibela mati - matian oleh para aparat dan pejabat setempat.
Bukankah hal ini sama persis dengan kejadian berpuluh tahun silam, dimana Indonesia masih dijajah. Rakyat kecil ditindas, diperas, dan dibunuh oleh saudara sebangsanya yang menjadi antek - antek asing. Sekarang yang "katanya" Indonesia sudah merdeka, tapi masih menindas rakyat kecil untuk kepentingan orang asing.
Lalu sebenarnya, Indonesia punya siapa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H