Subhanallah, itulah kata pertama yang keluar. Sebenarnya hati ini ingin melukiskan momen subuh yang luar biasa itu melalui foto, supaya rekan – rekan juga bisa menikmatinya, namun maaf ya rekan – rekan, saat ini belum bisa, karena kamera nya belum ada, hehehe ^_^. Tapi ga apa2 deh, biar ga ada foto, saya mencoba melukiskan momen subuh itu dengan kata – kata, ya walaupun belum bisa menggambaran seutuhnya betapa indah sat itu.
Saat itu, tiba - tiba saya mendengar suara “Tok tok tok”. Dalam alam bawah sadar saya berkata, ”Suara apa itu?”. Lalu suara itu berbunyi lagi, “Tok tok tok”. Akhirnya saya sadar, bahwa itu adalah suara Ibu Kos yang mengetuk pintu kamar saya untuk membangunkan saya, karena waktu subuh telah tiba. Lalu saya membuka kedua kelopak mata saya dan memberikan jawaban sebagai pertanda bahwa saya sudah menangkap pesan beliau dengan baik dan sudah bangun. Ibu Kos say asangat perhatian untuk urusan yang satu ini (Solat subuh, red). Dan saya sangat bersayaukur, masih ada orang yg mau mengingatkan untuk kebaikan, walaupun saya sedang diperantauan. Ok, ceritanya berlanjut…
Setelah mengucek mata beberapa kali, saya menyruput air putih yang sudah saya persiapkan biasanya disamping tempat tidur. Memang kebiasaan saya untuk minum air putih saat bangun tidur, salah satu manfaat yang saya rasakan adalah, Alhamdulillah rasa ngantuk yang masih menggelantung dapat segera berkurang, dan kesadaran pun segera bangkit.
Langkah – langkah segera saya lukiskan pada lantai menuju kamar mandi dan setelah itu saya segera mengambil wudhu. Hiiiii,,,airnya dingin banget…Perlu rekan – rekan ketahui, sudah (kira2) seminggu ini, Tembalang (nama daerah kos saya) hujan setiap hari, jadi hawa udaranya terasa sangat dingin, terutama saat menjelang malam hingga subuh hari.
Walaupun dingin menyergap, saya mencoba untuk tetap tegar, dalam setiap gerak wudhu yang sedang saya lakukan. Alhamdulillah Allah masih memberikan kekuatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan wudhu saya itu. Segera setelah berwudhu, saya segera bergegas memakai pakaian yang cukup rapi untuk menghadap Sang Pencipta di mushala tercinta. Saya teringat akan perkataan seorang Ustadz, “Saat kita akan menemui orang penting, Presiden misalnya, tentulah kita mempersiapkan diri kita dengan sebaik – baiknya, bahakan kita akan memakai pakaian terbaik yang kita punya. Maka sudah seharusnyalah kita juga menampilkan diri kita dengan cara terbaik saat akan berjumpa dengan Yang Maha Penting” . Itulah mengapa saya berusaha, minimal memakai pakaian yang rapi dan resmi saat akan solat.
Segera saya buka pintu depan rumah kos dengan kunci yang ada di tangan kanan saya. “Bismillahi tawakkaltu ‘Alallah”, itulah do’a keluar rumah yang saya ingat dari suatu sesi pengajian mp3 yang saya pernah dengar. Sang Ustadz dalam pengajian tersebut menjelaskan bahwa, sudah seharusnyalah kita sebagai hamba-Nya bertawakkal hanya kepada-Nya, sesuai apa yang dicontoh kan oleh Sang Suri Tauladan sepanjang masa. Salah satu hal yang dicontohkan adalah membaca do’a keluar rumah seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya. Salah satu faidah do’a tersebut adalah, Allah akan melindungi hamba yang membaca do’a tersebut dari segala macam bahaya yang mungkin terjadi. Subhanallah…
Beberapa langkah saya ayunkan di tengah jalan yang hanya muat untuk satu mobil, jalan itu masih sangat sepi, tapi ramai (sepi tapi ramai????). Maksud saya ramai dengan bunyi jangkrik, tapi sepi dari manusia, cuma ada satu orang nenek yang berjalan di depan saya yang juga berjalan menuju masjid.
Tiba – tiba saya terperanjat karena melihat suatu hal. Hal yang tidak semua orang melihatnya. Saat sudah dekat dengan mushala, saya menjumpai sesosok yang tersenyum menyambut kedatangan saya. Putih, bersih, bersinar, dan Indah. Ia adalah sang rembulan. Subhanallah. Luar biasa ia subuh ini. Betapa cantiknya ia, tak seperti biasanya. Ia tampak lebih jernih, bersih, jelas dan lebih besar dibanding biasanya. Seolah ia berkata,“Mari sholat bersama”, tentulah ia memiliki cara solat yang tersendiri. Sungguh, sebenernya saya ingin sekali mengambil gambarnya, supaya rekan – rekan juga bisa menyaksikan betapa cantiknya ia saat itu. Tapi maaf ya rekan - rekan, saat ini saya belum bisa berbagi pemandangan itu, dikarenakan saya belum dikaruniai kamera oleh Allah. Jadi lewat kata - kata saja ya. Semoga untaian kata sederhana ini bisa memberikan gambaran kepada rekan - rekan, betapa indah momen saat itu.
Jadi kondisi nya begini rekan - rekan, awan subuh yang biasanya merah karena mendung, saat itu hanya terlihat sedikit, menghiasi rona cerah sang rembulan. Jadinya pas banget deh,,,Bulan, ukurannya lebih besar dari biasanya yang kita lihat. Sangat jelas bisa terlihat, bentuk bulat sempurnanya. Sinarnya terang tapi tidak menyilaukan mata. Perpaduan bulan dan semburat awan di sisi kiri dan kanannya, membentuk komposisi yang pas deh.
Saya jadi terpikir, betapa indah ciptaan Yang Maha Mencipta. Maka tentulah Sang Maha Pencipta jauh lebih indah, dan Ia adalah Sang Maha Indah. Begitu besar kuasa-Nya untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa. Maka sudah seharusnyalah, kita tunduk dan patuh atas segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya yang telah disampaikan dengan sempurna oleh Sang Pembawa Risalah.
Semoga tulisan sedarhana ini bermanfaat buat saya dan rekan - rekan. Do’akan y rekan - rekan, semoga Allah mengaruniakan saya sebuah kamera, jadi klo ada momen – momen luar biasa seperti ini, sayaa bisa share kepada rekan - rekan sekalian. Sehingga kita bisa menikmati dan mengambil hikmah bersama-sama. Semoga bermanfaat. ^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H