Siapa sih yang tidak kenal dengan dunia kuliah atau biasa dikenal bumi kampus? Benar, setiap orang yang menempuh pendidikan tinggi, swasta ataupun negri pasti telah mengerti tentang dunia kampus, sudah memahami bagaimana seluk-beluk situasi dan kondisi bumi perguruan tinggi. Berbagai mahasiswa/mahasiswi maupun mengenai akademisi sampai masalah presentasi telah menjadi bahan perbincangan para pelajar saat masuk dalam bumi kampus.
Tentunya, kuliah merupakan tujuan utama bagi mahasiswa/mahasiswi, tetapi apa sebenarnya makna dari kuliah itu? Apakah selain belajar dengan kuliah, ada hal lain yang mesti menjadi pendampingnya, sebagaimana tertera pada judul, apakah di samping kita belajar dengan berbagai referensi buku, juga perlu mencari referensi jodoh, fashion dan bisnis?
Dikutip dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kuliah adalah sekolah tinggi; pelajaran yang diberikan di perguruan tinggi; mengikuti pelajaran di perguruan tinggi. Sehingga menurut opini penulis, kuliah merupakan proses pembelajaran yang dilakukan di perguruan tinggi dalam bidang tertentu terkait dengan bakat dan minat mahasiswa/mahasisiwi. Kuliah merupakan jenjang pendidikan tertinggi untuk membekali mahasiswa/mahasiswi berbagai macam kompetensi supaya memiliki tingkat keprofesionalan bidang yang didalami.
Dunia kuliah juga disebut juga dengan dunia akademisi sebab mahasiswa/mahasiswi dituntut untuk menyelesaikan masalah dengan bijak disesuaikan antara opini pribadi/diskusi dengan berbagai referensi buku yang terkait dengan masalah yang akan di cari solusinya. Di samping itu, kuliah adalah proses sosial. Maksudnya, dunia kuliah tak lepas dari proses interaksi antarorang, baik itu pria atau wanita. Di awali dengan ta'aruf antar mahasiswa/mahasiswi menjadikan kelompok/komunitas dalam kampus itu terbentuk.
Selain itu, seringnya ikut dalam proses diskusi, rapat organisasi, tak lain tujuannya untuk bertukar pendapat, dengan seringnya mengikuti prosesi ini banyak di antara mahasiswa/mahasiswi yang cinlok (Cinta Lokasi) dan mulai memilah-memilih pasangan untuk masa depannya sebab di umur yang sudah terbilang dewasa, mereka berhak belajar untuk memilih siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya nanti. Iya, dengan kata lain mencari jodoh. Apakah hal ini salah? Tentu tidak, sebab mencari jodoh itu hak pribadi, namun dengan catatan tak melebihi fokusnya pada kuliah yang ia tempuh dan juga tidak melebihi batasan-batasan yang telah ditetapkan agama. Tak sedikit juga di antara mahasiswa/mahasiswi yang sudah memiliki pasangan yang sah, mereka tetap fokus pada kuliahnya dan ini menjadi sebuah pengharapan berharga nanti bagi keluarganya yakni keluarga yang akademisi.
Perihal lain yang menjadi perbincangan mahasiswa/mahasiwi saat kuliah adalah masalah fashion. Menurut Thomas Karlyle, fashion merupakan perlambang dari jiwa. Fashion mengandung pesan dan cara hidup seseorang atau komunitas sehingga menjadi kultur sosial. Fashion juga begitu penting dari pandangan mahasiswa/mahasiswi yang sedang kuliah, sebab menjadi identitas bagi dirinya dengan berbagai mode yang akan berdampak pada penilaian di depan publik.
Berbagai style yang ditampilkan agar terlihat menarik dan mendapat nilai positif, tetapi mode dalam fashion juga harus diperhatikan oleh mahasiswa/mahasiswi, sebab di dalam kampus ada aturan cara berpakaian yang baik agar terlihat sopan, misalnya pakaian yang tidak transparan, mengenakan jilbab yang sopan bagi muslimah, mengenakan seragam yang berkerah, menggunakan celana panjang, dan lainnya selama tidak menyalahi peraturan pada masing-masing kampus.
Selain memperhatikan fashion, banyak dari mahasiswa/mahasisiwi juga yang mengisi waktu kuliahnya dengan terjun ke dunia bisnis dan kerja. Mahasiswa/mahasiswi yang sedang terjun ke dunia bisnis dan kerja menjadikan dirinya mandiri dalam hal finansial, sehingga mampu meringankan beban kedua orang tuanya dalam membiayai kehidupannya selama kuliah. Apapun bisnis atau kerja yang dijalankan selama itu halal, tidak mengurangi citra yang baik baginya dari jerih payahnya sendiri dalam berbisnis dan bekerja. Selagi ia mampu membagi waktu kapan waktu untuk berbisnis atau bekerja dengan waktunya membuat tugas, diskusi, organisasi.
Oleh karena itu, apapun yang menjadi tugas mahasiswa/mahasiswi ketika belajar sembari berbisnis atau bekerja, memperhatikan fashion ataupun mencari pasangan hidup nantinya. Selagi semuanya itu tidak mengganggu waktu ibadahnya, waktu kuliahnya dan mampu memperhatikan batasan-batasannya, maka patut untuk diapresiasikan dan terus bangkit jika mengalami kegagalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H