Mohon tunggu...
Fawaid Afif
Fawaid Afif Mohon Tunggu... -

Fawaid Afif lahir di kota kecil yang bernama Sinjai pada 7 Juli 1989.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Belum

28 Oktober 2011   01:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:25 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

saya masih sayang kamu! saya minta kamu percaya itu. saya memang bodoh. saya minta maaf.......

-----0-----0-----

Jarum jam menunjukan bahwa hari semakin sore. Sang matahari pun mengisyaratkan itu. Warnanya yang kuning menyegat kulit juga berubah kemerahan menyejukkan jiwa. Semua orang di kota ini juga merespon kondisi ini. Semua orang yang bekerja di kantoran sudah merapikan kertas-kertas dan file-file di mejanya sambil menutup game zuma yang sedari tadi dimainkan. Anak-anak sekolahan yang sedari tadi sudah pulang sekolah malah keluar berhamburan. Ada yang pamit pergi les atau kerja tugas di rumah teman. Tapi etahlah ini, sebuah bukti anak bangsa kita ada kemauan belajar atau mereka hanya mencari alasan agar mendapat ijin keluar rumah. Sebagian kecil anak ingusan bermain di depan halaman rumah mereka. Bermain kelereng?atau lompat tali? bukan, mereka sibuk di teras rumah mengenggam benda kecil yang memiliki banyak fungsi yang biasa mereka sebut handphone. Lain juga dengan ibu-ibu mereka yang sedari tadi juga berkumpul dan membicarakan hal penting. Suara mereka lantang sehingga terdengar heboh. Karena ini pula yang awalnya cuman dua orang berdisukusi dan hanya dalam sekejap semua berdatangan. Masalah bangsa kah yang mereka ceritakan? masalah kebersihan kota mereka yang mereka diskusikan?

jeng, sudah dengar katanya Krisdayanti cerai sama Anang gara-gara Raul Lemos sebagai orang ketiga

iya jeng, betul itu.....%&^$#@^%^ (any more)


Dalam keramian kota ini, sesosok gadis terliat termenung membego di bawah pohon mangga di sebuah rumah bertembok putih. Entah apa yang sedang dilamunkannya, tampak sekilas raut wajahnya kadang terlipat bagi kertas yang remas namun sesaat kemudian rona mukanya berubah ceria lagi walau senyumnya agak pahit. Tanpa di sadarinya semua orang yang ada di rumah itu sedari tadi memperhatikan sosok gadis ini. Sudah hampir sejam gadis ini beradu dengan dunia khayalnya. Suasana teduh pohon mangga yang sedang berbunga juga semakin mempertegas keberadaanya di sana.

kenapa lagi itu anak??

nda usahmi di campuri urusannya paling juga gara-gara cinta lagi, wajar toh anak muda!!

tapi khawatir ku rasa, karena dari tadi duduk di bawah pohon mangga...

nda usahmi khawatir, baik sendiriji itu sebentar

iya

-----0------0------

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun