Pohon sagu atau rumbia bagian tanaman yang tumbuh subur di Pulau Lingga, Kabupaten Lingga. Di bagian selatan Pulau Lingga seperti di Daik dapat dengan mudah ditemukan pohon sagu yang tumbur subur di lahan tanah berpaya. Dalam kehidupan masyarakat Melayu Pulau Lingga terdapat berbagai makanan dari sagu. Sagu bisa dijadikan makanan ringan sampai makanan pokok.
Di Pulau Lingga, gubal dan sagu lenggang dua makanan dari sagu yang bisa dijadikan  makanan pokok pengganti nasi. Di masa pendudukan Jepang, gubal makanan yang sangat membantu masyarakat untuk bertahan hidup.
Di era awal kemerdekaan, gubal masih berperan penting di kalangan masyarakat kurang mampu. Kini sebagian orang Melayu masih menyukai gubal. Gubal tidak dijadikan makanan pokok, tetapi dimakan saat orang tengah berselera untuk menikmatinya.
Pada masa lalu, sagu dijadikan makanan pokok Orang Laut. Â Pada era tahun 1980-an, mereka masih menjadikan gubal makanan pokok utama. Orang Laut dari kelompok suku Barok menyukai gubal karena lebih mengenyangkan dibandingkan nasi (Daud Kadir, 1982:55). Karena pengaruh pergaulan dengan orang Melayu, dan mungkin rasa nasi lebih enak, akhirnya Orang Laut meninggalkan gubal.
Sagu lenggang biasa dihasilkan masyarakat di desa-desa di sekitar teluk yang berada di sebelah timur Pulau Lingga. Biasanya dibuat oleh kaum perempuan dari kalangan ibu rumah tangga untuk dikonsumi keluarga dan dijual. Bukan saja dijual kepada penduduk setempat, namun dijual juga ke luar daerah yang berada di dalam mau pun di luar wilayah Pulau Lingga.
Sagu lenggang dibuat dari sagu basah yang diayak dengan ayak khusus dan menghasilkan butiran halus. Setelah itu sagu diletakkan di atas tikar padan khusus untuk dilenggang sehingga berbentuk butiran yang lebih bulat. Selanjutnya butiran sagu digongseng  di dalam kuali besar sampai matang. Butiran sagu yang matang keadaannya mengeras. Setelah matang, butiran sagu diayak dengan ayak khusus supaya bersih dari debu dan sisa yang tidak berguna. Butiran sagu yang matang  ini disebut  sagu lenggang.
Sama seperti gubal, sagu lenggang dimakan bersama lauk, sayur, sambal dan ulam. Sagu lenggang juga menjadi bahan makanan tradisional lainnya. Lambok merupakan sejenis sayur bening berperencah ikan yang terdiri dari campuran sagu lenggang dan berbagai jenis sayur. Sagu lenggang bisa dibuat keripik, yang disebut keripik sagu lenggang.
Gubal dan sagu lenggang masih bertahan di pulau Lingga walau pun masyarakat banyak bersentuhan dengan berbagai makanan baru yang menggugah selera. Sebagai makanan pokok cadangan, sagu lenggang dan gubal sangatlah penting untuk terus diperkenalkan. Semoga gubal dan sagu lenggang masih disukai lidah-lidah orang Pulau Lingga