Mohon tunggu...
Muhammad Fadhil Budiman
Muhammad Fadhil Budiman Mohon Tunggu... Insinyur - Lead of Field Electrical PT Kilang Pertamina Balikpapan

Saya adalah seorang profesional dalam proyek konstruksi dan saat ini saya bekerja di PT. Kilang Pertamina Balikpapan sebagai Lead of Field Electrical. Hobi saya membuat konten di sosial media seputar manajemen proyek, HSSE, dan bisnis minyak & gas,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menuju Indonesia yang Lebih Kuat: Pentingnya Sertifikasi PMP untuk Proyek-Proyek Nasional

15 September 2024   14:18 Diperbarui: 15 September 2024   14:20 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pmi.org/certifications/certification-resources/registry

Untuk memahami kebutuhan Indonesia akan Profesional Manajemen Proyek (PMP) selama dekade ke depan, kita harus menganalisis kondisi sertifikasi saat ini dan memperkirakan permintaan di masa depan berdasarkan proyek-proyek pembangunan yang diantisipasi. Berdasarkan data yang diberikan, Indonesia saat ini berada di peringkat ke-5 di antara negara-negara ASEAN dalam hal jumlah individu yang bersertifikat PMP, dengan 2.888 manajer proyek bersertifikat. Namun, rasio PMP terhadap populasi di negara ini masih sangat rendah yaitu 0,00001, menyoroti kesenjangan yang signifikan dalam hal profesional bersertifikat dibandingkan dengan jumlah penduduknya yang mencapai 283,49 juta jiwa. 

Apa itu PMP & PMI?

PMP (Project Management Professional) adalah sertifikasi yang diberikan oleh PMI (Project Management Institute), sebuah organisasi nirlaba internasional yang mengembangkan standar, metodologi, dan praktik terbaik dalam manajemen proyek. Sertifikasi PMP diakui secara global sebagai standar keahlian profesional dalam manajemen proyek.

  1. PMP (Project Management Professional):
    • PMP adalah salah satu sertifikasi paling terkenal dalam manajemen proyek. Sertifikasi ini mengukur kemampuan seseorang dalam mengelola proyek, memimpin tim, serta mengaplikasikan metodologi dan pengetahuan yang sesuai untuk mencapai hasil yang optimal.
    • PMP tidak hanya mengukur pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman praktis dalam memimpin dan mengarahkan proyek. Untuk mendapatkan sertifikasi ini, kandidat harus memiliki kombinasi pengalaman kerja di bidang manajemen proyek, pendidikan formal, dan lulus ujian sertifikasi PMP yang ketat.
  2. PMI (Project Management Institute):
    • PMI adalah organisasi global yang didirikan pada tahun 1969 dan telah menetapkan standar dalam manajemen proyek melalui berbagai publikasi dan sertifikasi, termasuk PMP. PMI bertujuan untuk mengembangkan komunitas profesional manajemen proyek di seluruh dunia dengan menyediakan sumber daya pendidikan, riset, dan sertifikasi untuk individu yang ingin mengembangkan karir mereka dalam manajemen proyek.
    • Selain PMP, PMI juga menawarkan berbagai sertifikasi lain seperti PMI-ACP (Agile Certified Practitioner), CAPM (Certified Associate in Project Management), dan PgMP (Program Management Professional), yang melayani berbagai aspek spesifik dalam manajemen proyek.

Dengan mendapatkan sertifikasi PMP, seorang profesional menunjukkan bahwa mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk memimpin proyek secara efektif. Di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya, keberadaan profesional bersertifikasi PMP semakin dibutuhkan, seiring dengan berkembangnya sektor konstruksi, teknologi, dan proyek besar lainnya.

Meningkatnya Kebutuhan akan PMP di Indonesia

Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang pesat, dan tren ini diperkirakan akan semakin cepat dalam dekade mendatang, didorong oleh proyek-proyek infrastruktur dan industri berskala besar. Mulai dari pemindahan ibu kota hingga proyek-proyek energi terbarukan yang besar, kompleksitas dan skala inisiatif ini menuntut keahlian manajer proyek yang berkualitas, terutama mereka yang memiliki sertifikasi formal seperti PMP.

Seperti yang ditunjukkan oleh data, negara-negara seperti Singapura-yang memimpin ASEAN dengan rasio PMP terhadap populasi sebesar 0.002514-memiliki jumlah tenaga profesional proyek yang bersertifikasi yang jauh lebih tinggi. Sebaliknya, kepadatan PMP di Indonesia saat ini menunjukkan kurangnya jumlah individu yang bersertifikat untuk mendukung target pertumbuhan yang ambisius. Sebagai perbandingan, Singapura yang berpenduduk 5,83 juta jiwa memiliki 14.665 pemegang PMP, menjadikannya negara dengan peringkat teratas di ASEAN dalam hal kepadatan sertifikasi PMP. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan meningkatnya skala proyek pembangunan di Indonesia, maka diperlukan peningkatan jumlah manajer proyek bersertifikasi untuk mengelola upaya yang kompleks ini.

Pengembangan Proyek Indonesia ke Depan

Beberapa pembangunan besar direncanakan untuk Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan, yang secara signifikan meningkatkan permintaan akan profesional bersertifikat PMP. Beberapa proyek yang paling penting meliputi:

  • Ibu Kota Nusantara (IKN): Rencana Indonesia untuk memindahkan ibu kotanya dari Jakarta ke Kalimantan Timur merupakan salah satu proyek pembangunan perkotaan paling ambisius di dunia. Pembangunan kota baru membutuhkan perencanaan, manajemen, dan eksekusi yang cermat di berbagai fase, termasuk pembangunan infrastruktur, perumahan, transportasi, dan fasilitas umum. Manajer proyek dengan sertifikasi PMP akan sangat penting untuk memastikan bahwa jadwal terpenuhi, anggaran dikelola secara efektif, dan standar kualitas ditegakkan.
  • Proyek Energi Terbarukan: Indonesia bertujuan untuk mencapai lebih banyak energi terbarukan dalam bauran energinya. Hal ini akan melibatkan pengembangan proyek-proyek tenaga surya, angin, dan panas bumi berskala besar di seluruh nusantara. Transisi ke energi terbarukan bukan hanya tantangan teknis tetapi juga tantangan manajerial, yang membutuhkan para profesional yang dapat mengkoordinasikan tim lintas disiplin ilmu, menangani risiko proyek, dan memastikan kepatuhan terhadap standar internasional. Manajer bersertifikat PMP, yang terlatih dalam manajemen risiko, pengendalian ruang lingkup, dan pelibatan pemangku kepentingan, akan memainkan peran penting dalam keberhasilan proyek-proyek ini.
  • Pengembangan Transportasi dan Infrastruktur: Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur transportasi nasional. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan infrastruktur di Indonesia, begitu pula dengan kompleksitas pengelolaan proyek-proyek ini. Para pemegang PMP memiliki kemampuan yang baik untuk mengelola berbagai fase dan pemangku kepentingan yang terlibat, memastikan bahwa proyek-proyek tersebut selesai tepat waktu, sesuai anggaran, dan sesuai dengan peraturan.

Investasi Asing dan Harapan Pemangku Kepentingan atau Stakeholders

Selain proyek-proyek domestik, Indonesia juga menarik investasi asing yang semakin meningkat, terutama di sektor-sektor seperti infrastruktur dan energi. Investor internasional biasanya lebih memilih untuk bekerja sama dengan para profesional yang memiliki sertifikasi sesuai dengan standar global, seperti PMP. Kehadiran manajer proyek bersertifikat PMP meyakinkan investor bahwa proyek-proyek tersebut akan dikelola secara efisien dan sesuai dengan praktik manajemen proyek yang diakui secara internasional.
Seiring dengan semakin menariknya Indonesia sebagai tujuan investasi asing, terutama di sektor-sektor seperti infrastruktur, real estat, dan energi, permintaan akan manajer proyek bersertifikat akan meningkat secara signifikan. Hal ini menciptakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kemampuan manajemen proyek dengan mempromosikan sertifikasi PMP di berbagai industri.

Mengatasi Kesenjangan PMP

Dengan rasio PMP terhadap populasi Indonesia sebesar 0,00001, jelas bahwa ada kebutuhan untuk mempromosikan dan meningkatkan adopsi sertifikasi PMP di Indonesia. Instansi pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga pendidikan harus berkolaborasi untuk menciptakan kesadaran akan manfaat sertifikasi PMP. Selain itu, integrasi kursus manajemen proyek dan program sertifikasi ke dalam kurikulum universitas dapat membantu menghasilkan generasi baru manajer proyek yang siap menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh lintasan pertumbuhan Indonesia.

Analisis Perbandingan dengan Negara ASEAN Lainnya

Ketika membandingkan statistik sertifikasi PMP Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya, terlihat jelas bahwa Indonesia tertinggal dalam hal kepadatan PMP. Sebagai contoh, Malaysia, yang memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih kecil yaitu 35,56 juta jiwa, memiliki 6.290 pemegang PMP dan rasio PMP terhadap populasi sebesar 0,000177. Bahkan Vietnam, dengan 5.131 pemegang PMP, memiliki rasio PMP terhadap populasi yang lebih tinggi sebesar 0,000051 dibandingkan dengan Indonesia.


Angka-angka ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ruang yang signifikan untuk perbaikan dalam pelatihan dan sertifikasi manajer proyek. Untuk menjembatani kesenjangan ini, Indonesia harus berinvestasi dalam program pelatihan manajemen proyek dan mendorong para profesional untuk mengejar sertifikasi seperti PMP. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kemampuan manajemen proyek Indonesia, tetapi juga membuat negara ini lebih menarik bagi kemitraan dan investasi internasional.

Kesimpulan

Selama dekade di depan, rencana pembangunan Indonesia yang ambisius akan membutuhkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah profesional bersertifikat PMP. Rasio PMP terhadap jumlah penduduk Indonesia saat ini sebesar 0,00001 mengindikasikan adanya kekurangan yang cukup besar dalam jumlah manajer proyek yang memenuhi syarat yang dibutuhkan untuk mengawasi pelaksanaan proyek-proyek berskala besar, mulai dari infrastruktur perkotaan hingga energi terbarukan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, Indonesia harus mengambil langkah aktif untuk mempromosikan sertifikasi PMP dan pelatihan manajemen proyek, memastikan bahwa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola tujuan pembangunannya secara efisien dan berkelanjutan. Dengan demikian, Indonesia dapat memperkuat kemampuan manajemen proyek, menarik lebih banyak investasi internasional, dan memastikan keberhasilan penyelesaian proyek-proyeknya di masa depan.

Referensi:

  1. Project Management Institute. (2023). PMP Certification. PMI Official Website.  https://www.pmi.org/certifications/project-management-pmp
  2. Ministry of National Development Planning of Indonesia. (2023). National Medium-Term Development Plan (RPJMN) 2020-2024. Government of Indonesia. https://www.bappenas.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun