Pagi hari, 21 Juni 1970 masyarakat Indonesia ditinggalkan oleh sosok yang berjasa memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, yaitu Soekarno.Â
Namun, wafatnya Soekarno bukan hanya meninggalkan kenangan bagi bangsa Indonesia, tetapi juga meninggalkan berbagai kabar yang tidak jelas asal-usulnya dan tidak terjamin kebenarannya.Â
Isu ini pernah kembali terangkat sekitar tahun 2008 setelah Soeharto wafat. Berbagai isu wafatnya Soekarno salah satunya sering dikait-kaitkan dengan kejahatan orde baru.
Pertama, masyarakat Indonesia sudah tahu bahwa Soekarno wafat sebagai tahanan politik. Ia diasingkan di rumah tahanan oleh Soeharto yang pada saat itu sudah mengambil takhta kekuasaan dari Soekarno. Pada saat itu Soeharto memiliki seribu satu cara untuk mengambil kekuasaan dari Soekarno hingga akhirnya dengan rapi berhasil menyingkirkan sang proklamator sekaligus penyambung lidah rakyat Indonesia.
Kedua, sebelum Soekarno wafat, Soekarno jatuh sakit. Soekarno sudah mengalami sakit menahun dan terakhir dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) sejak selasa 16 Juni 1970.Â
Baca juga: Ida Ayu Nyoman Rai: Kisah Cinta Orangtua Soekarno
Tim medis yang menangani Soekarno mengabarkan bahwa keadaan sang proklamator sudah membaik, kabar ini  muncul 19 Juni 1970. Pada hari yang sama, menurut Fatmawati penyebab Soekarno sakit adalah karena ia hidup dalam kesendirian dan Soekarno belum pernah dijenguk oleh Fatmawati.
Ketiga, Soekarno diketahui sudah mengidap penyakit batu ginjal dan tekanan darah tinggi. Soekarno sudah mengajukan permohonan untuk segera dibelikan obat-obatan, namun tidak kunjung mendapat perhatian. Sempat akan dilaksanakan operasi ginjal namun tak kunjung dilakukan karena alasan kesehatan, sehingga ginjalnya tidak befungsi dengan baik.
Keempat, keadaan Soekarno kembali memburuk pada malam 20 Juni 1970. Tim medis kembali mengabarkan bahwa Soekarno tidak sadarkan diri sejak pukul 03:50 tanggal 21 Juni 1970.Â
Pagi hari, sekitar pukul 07:00 tim medis mengeluarkan pendapat bahwa Soekarno telah meninggal, sontak hal ini menjadi kabar duka bagi bangsa Indonesia. Sang proklamator kini sudah tiada, Menteri Penerangan, Budiarjo mentampaikan rasa bela sungkawanya sekaligus mengumumkan masa berkabung nasional selama 7 hari.
Baca juga: Saktinya Lidah Soekarno, Orasi hingga Sembuhkan Orang Sakit