Mohon tunggu...
M Fachreza Ardianto Irsyal
M Fachreza Ardianto Irsyal Mohon Tunggu... profesional -

General Practitioner RS Permata Cibubur | FKUI 2007 | SMAN 77 Jakarta | twitter: @mfachrezaa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ibu Cerdas Jaga Kehamilan

22 November 2015   12:42 Diperbarui: 22 November 2015   12:46 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapatkan kesempatan menjadi asisten untuk mengikuti guru saya (Dr. dr. Dwiana Ocvyanti SpOG (K)) dalam sebuah acara seminar untuk Bidan Indonesia sebagai pembicara merupakan pengalaman yang berharga, banyak cerita dari mereka beserta pengalaman berupa pertanyaan atau pun kasus yang sering ditemukan dalam praktek sehari-hari. Peran bidan sebagai lini terdepan dalam melayani asuhan selama kehamilan dan pertolongan persalinan tanpa resiko tinggi di desa/kota dimanapun merupakan hal yang penting. Oleh karena itu dokter Spesialis Obsgyn (Kandungan) dan bidan harus memiliki suatu kerja sama yang saling berkesinambungan demi menurunkan angka kematian Ibu selama masa kehamilan dan melahirkan. Berkesinambungan berarti bidan diharuskan untuk merujuk kasus-kasus pada Ibu hamil jika selama kehamilan memiliki resiko tinggi, contoh tersering yang ditemukan adalah anemia, pre-eklampsia dan perdarahan.

Sebenarnya tren angka Kematian di Indonesia sendiri saat ini sudah cendrung turun (226 /100 ribu kelahiran hidup) dibanding tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi angka ini masih termasuk yang tertinggi jika dibandingkan negara Asia lainnya. Ya bisa saja faktor-faktor yang mempengaruhi seperti padatnya jumlah penduduk di negara kita dan banyaknya penyakit-penyakit kronik (penyakit lama) yang tidak terdeteksi selama kehamilan. Kesadaran masyarakat kita yang masih kurang dalam melakukan screening pra nikah/ minimal pemeriksaan satu kali ke dokter umum untuk mengetahui penyakit-penyakit yang dimiliki merupakan suatu preventif untuk terhindarnya suatu infeksi dalam tubuh. Screening pra nikah tidak lah selalu melakukan pemeriksaan yang mahal, seperti TORCH dll, ternyata dari kementrian kesehatan (KemKes) mewajibkan cukup minimal satu kali mengunjungi pelayanan primer (dokter umum) baik di klinik/puskesmas sebelum berencana untuk hamil dan tentu biaya yang dikeluarkan juga terjangkau atau bahkan gratis di era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) ini.

Sekitar duatahun lalu ketika saya bertugas di Lombok Barat banyak kasus anemia (kekurangan Hb/ikatan oksigen dalam darah) yang saya temukan. Ibu-ibu usia muda dengan berat badan kurang, atau berat badan berlebih yang ternyata juga kekurangan Hb dalam darah juga sering ditemukan. Hal ini tentu dikarenakan jeleknya asupan gizi yang dimiliki si Ibu, serta penyakit kronik seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS dan penyakit jantung yang tidak terdeteksi sebelum perencanaan kehamilan. Berbeda di luar negeri, seperti Kanada/ wilayah Eropa lainnya untuk dapat hamil mereka harus benar-benar dipastikan sehat terlebih dahulu oleh family physician nya, jika bebas dari suatu penyakit infeksi kronik barulah mereka dapat untuk melakukan perencaan kehamilan.

Lalu, bagaimana disini peran bidan? Bidan dibanyak daerah yang merupakan lini terdepan dalam pemeriksaan Ibu hamil berusaha untuk memberikan edukasi gizi dan tanda bahaya melalui flipchart yang wajib disediakan baik di klinik bersalin pribadi atau di posyandu/puskesmas, memeriksa keluhan umum dan tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan suhu tubuh, serta menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dan darah lengkap (DL) untuk mengetahui tanda infeksi pada Ibu hamil.


                                                                                       

Saat inipun kementrian kesehatan (KemKes) telah melakukan pembinaan untuk menjamin kesinambungan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak dimanapun berada. Oleh karena itu kemkes mengeluarkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang mana merupakan buku wajib setiap ibu jika ingin merencanakan kehamilan. Buku ini bisa didapat gratis di posyandu/puskesmas setempat. Buku KIA sangat bermanfaat sebagai pencatatan, pemantauan dan penanganan kesehatan Ibu dan Anak, serta merupakan informasi penting bagi dokter spesialis obsgyn untuk mendapatkan riwayat data yang akurat ketika akan dirujuk.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun