Pasien dengan riwayat stroke dan nyeri pada bagian dada kiri datang ke poli, “ dok, saya merasakan pusing dan pegal-pegal seluruh badan” keluh pasien. Riwayat demam, pusing berputar (vertigo) disangkal. Pasien mengaku pernah mengalami serangan stroke beberapa tahun yang lalu. “tengkuk belakang leher dirasakan sakit dok, seperti berat rasanya” cerita pasien sambil memegang lehernya. Memang dari penampilan fisik bapak ini tampak gendut, lingkar pinggang yang besar, sampai merasa susah untuk duduk. Bicara pun terdengar suara yang agak berat. Dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan memang ditemukan kelemahan pada satu sisi tubuh. Dari pemeriksaan tekanan darah didapat peningkatan tensi mencapai 150/90 mmHg. “Dok, ini pemeriksaan lab terakhir saya” ujar beliau sambil memberikan amplop berisi kertas ke saya. Dari hasil lab saya menilai telah terjadi peningkatan kolesterol mencapai 200 mg/dL (normal <200) dan LDL 104 mg/dL (normal <100). Pasien mengaku selama ini diberikan obat statin selama satu bulan untuk menurunkan kolesterol.
“Apakah bapak meminum obat statin teratur” tanya saya. “Tidak dok, saya meminum obat ketika ada keluhan pusing saja karena sering mengeluh pegal-pegal diseluruh badan” keluh pasien. Secara tepat pemberian statin (simvastatin/atorvastatin/pitavastatin) merupakan first line untuk menurunkan kadar kolesterol. Menurut guideline AHA (American Heart Association) 2013, statin perlu diberikan segera bagi seseorang yang menderita riwayat penyakit ASCVD (Atherosclerotic Cardiovascular Disease) seperti penyakit stroke, penyakit jantung koroner, atau masalah pembuluh darah lainnya serta LDL pertama kali pemeriksaan mencapai lebih dari 190 mg/dL.
[caption id="attachment_360016" align="aligncenter" width="463" caption="Jurnal AHA 2013"][/caption]
Meningkatnya kolesterol (hipirlipedemia/dislipidemia) tentu bukanlah suatu penyakit yang akut, dimana penimbunan lemak dalam pembuluh darah dapat langsung terjadi. Tetapi dalam hal ini terkait adanya akumulasi yang telah terjadi lama (plaque) pada pembuluh darah, akumulasi lemak ini yang nantinya akan menjadi semakin tebal dalam pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan didalam pembuluh darah. Apabila terjadi akumulasi total atau sebagian pada pembuluh darah jantung akan menyebabkan penyakit jantung koroner (Coronary Heart Disesase) dan apabila penyumbatan dapat terjadi pada saluran pembuluh darah otak yang kecil akan menyebabkan terjadinya serangan stroke. Jenis kolesterol yang memiliki peranan terjadinya akumulasi didalam pembuluh darah adalah LDL, dalam istilah umum dikatakan dengan kolesterol jahat.
[caption id="attachment_360021" align="aligncenter" width="500" caption="LDL-Cholesterol.gif"]
Meminum obat statin (simvastatin, atorvastatin, pitavastatin) yang ketat dalam 1-3 bulan akan memperbaiki penurunan kolesterol secara tepat. Jika selama 1-3 bulan persentase belum mencapai target maka harus dipastikan jika anda sudah mengkonsumsi obat secara teratur dan melakukan diet yang tepat (rendah lemak dan kalori). Anda juga wajib memastikan bahwa Anda tidak mengalami efek samping dari penggunaan obat statin dikarenakan tidak cocok mengkonsumsinya, misal merasa nyeri dan pegal-pegal pada otot seperti kasus diatas. Jika mengalami hal tersebut, maka hentikan obat dan segera konsultasi kepada dokter Anda. Jika menunjukkkan respon baik selama 1-3 bulan maka follow up dapat diundur menjadi 3-12 bulan. Bantulah dengan olahraga minimal 2x dalam seminggu agar pembakaran lemak dalam tubuh Anda lebih cepat.
“Rasa pegal-pegal pada otot yang membuat bapak tidak mau minum obat dikarenakan efek samping, akan saya gantikan dengan obat jenis lain tetapi memiliki fungsi yang sama” saya menerangkan ke pasien… “dan tetaplah meminum obat ini teratur selama satu bulan”…. “Baik dok, akan saya lakukan” pasien menjawab dengan antusias. (@mfachrezaa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H