Bayi - http://www.radioaustralia.net.au
Mungkin kita pernah mendengar bahwa sedekah bisa mendatangkan anak. Insya Allah hal itu benar. Lebih-lebih bila sedekahnya diberikan kepada anak yatim. Seperti kita tahu, do’a anak yatim itu mudah terkabul.
Sepasang hamba Allah di Jakarta telah mendapatkan buktinya. Iyong Suptiah dan Mawardi Yusuf suaminya telah lama berumah tangga namun belum dikarunia anak. Mereka menikah tahun 1980 dan tinggal bersama orangtuanya. Di bulan keempat pernikhannya, mereka memutuskan untuk tinggal di rumah sendiri. Mereka mengontrak rumah di daerah Pondok Gede mengikuti saudaranya yang sudah lebih dulu tinggal disana.
Beberapa bulan tinggal di daerah itu, Tuhan memberikan karunianya berupa janin yang dikandung oleh Iyong. Betapa bahagianya mereka atas kehamilan ini. Namun saat mereka menunggu bulan kehamilan buah hatinya, Tuhan berkehendak lain. Iyong keguguran. Harapan untuk mendapatkan keturunan musnah. Mereka merasakan duka yang mendalam karena hilangnya mimpi untuk mendapatkan anak.
Bulan berganti tahun dan sampai tiga tahun setelah kehamilan yang pertama, belum ada tanda-tanda kehamilan lagi di tubuh Iyong. Siang malam mereka berdoa dengan tidak meninggalkan ikhtiar yang dianjurkan agama. Berbagai upaya terus dijalankan, baik melalui medis maupun jalan alternatif. Namun sampai tahun 1983, janin yang diimpi-impikan belum juga tampak tanda-tandanya.
Setelah segala upaya yang dijalankan serasa buntu, mereka hanya bisa menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah Swt. Dalam pengharapannya yang besar, mereka bernazar, bila nanti dikarunia anak, mereka berniat untuk menyantuini anak yatim di rumah mereka.
Tidak lama kemudian, rupanya Allah berkenan atas segala usaha dan kesungguhan Iyong dan suaminya untuk mendapatkan anak. Iyong mulai merasakan kehamilan di perutnya. Kebahagiaan menyelimuti pasangan yang telah lama menanti datangnya si buah hati ini. Mereka tak henti-hentinya bersyukur atas karunia-Nya yang Maha Agung.
Setelah sembilan bulan masa kehamilan, tibalah saatnya kalahiran sang bayi. Rasa khawatir merasuki kedua mempelai ini. Mereka takut bayi yang selama ini mereka dambakan keguguran untuk yang kedua kalinya. Alhamdulillah, persalinan berjalan lancar. Bayi mungil dan sehat lahir dengan selamat. Kedua mata pasangan ini tidak mampu menahan tetesan air mata kebahagiaan. Tiada kata-kata yang bisa diucapkan untuk melukiskan kebahagian tersebut.
Sesuai dengan nazarnya, mereka mengundang anak yatim ke rumah mereka dan menyantuninya. Mereka juga minta do’a anak-anak yatim tersebut agar senantiasa diberi keberkahan dan kelancaran dalam hidup. Menyantuni anak yatim terus dilakukannya dengan istiqamah.
Kini selain adanya kehadiran anak, mereka juga merasakan karunia Allah yang lainnya. Mereka merasakan rezeki mereka seperti mengalir dari berbagai arah yang sering mereka tak sangka-sangka. Di tahun 1984, mereka mampu membeli sebidang tanah di Pancoran dan membangun rumah disana.
Referensi, Keajaiban Menyantuni anak Yatim, Mujahidin Nur, Penerbit ZAHIRA, Jakarta, April 2014.