Mohon tunggu...
Meyvy AnggunRisnaendani
Meyvy AnggunRisnaendani Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - mahasiswa

Saya adalah mahasiswa semester 1 poltekkes kemenkes semarang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perbedaan Perkembangan Sensorik dan Motorik pada Anak Balita

12 November 2024   10:31 Diperbarui: 12 November 2024   11:15 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kemampuan sensorik adalah proses yang melibatkan kemampuan otak untuk menerima, memahami, dan memanfaatkan informasi yang diperoleh melalui panca indera, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, sentuhan, gerakan, dan keseimbangan. Melalui kemampuan sensorik, anak dapat memproses informasi yang datang dari berbagai indera secara bersamaan.

Kemampuan sensorik anak balita sangat memengaruhi keterampilan bahasa, kemampuan sosial, kosakata, kemampuan memecahkan masalah, dan koordinasi. Jika terjadi gangguan pada kemampuan sensorik, kemampuan lainnya juga bisa terganggu. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan perhatian khusus pada perkembangan sensorik anak, salah satunya dengan memberikan susu pertumbuhan yang mengandung nutrisi yang tepat.

Salah satu produk yang bisa mendukung perkembangan ini adalah Nutrilon Royal, yang mengandung DHA, EPA, serta Double Biotics tinggi FOS
1:9 untuk memperkuat daya tahan tubuh dan memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak. Nutrilon Royal juga tidak mengandung sukrosa atau gula tambahan, meski rasanya tetap disukai anak.

Untuk melatih kemampuan sensorik anak agar berkembang dengan optimal, orang tua bisa memanfaatkan permainan sebagai sarana yang menyenangkan. Berikut beberapa cara melatih kemampuan sensorik anak berdasarkan usianya:

Usia 2-3 Tahun:
Pada usia ini, anak sedang dalam tahap perkembangan sensorik dan motorik. Salah satu permainan yang bisa dilakukan adalah bermain cat air. Anak dapat merasakan tekstur cat melalui jari-jarinya dan menikmati warna-warna cerah yang menarik perhatian.
Usia 3-4 Tahun:
Di usia ini, anak sudah bisa bermain pasir sebagai bagian dari latihan sensorik. Bermain pasir memungkinkan anak mengenal berbagai tekstur melalui sentuhan di tangan dan kaki. Pasir mainan yang dijual di pasaran aman dan mudah dibersihkan. Selain itu, permainan seperti memasang kancing juga membantu anak melatih koordinasi dan konsentrasi, terutama saat memasukkan tali ke dalam lubang kancing atau mencocokkan warna kancing.
Usia 4-5 Tahun:
Pada usia ini, melatih kemampuan sensorik dan motorik anak tetap penting. Beberapa jenis permainan yang dapat membantu adalah permainan yang melibatkan sentuhan, penglihatan, dan gerakan, yang mendukung perkembangan sensorik anak secara menyeluruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun