Mohon tunggu...
Meyva Dita Lutvi Angraini
Meyva Dita Lutvi Angraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

travelling dan shopping

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mampukah Pendidikan Memutus Rantai Kemiskinan?

22 Juni 2024   16:30 Diperbarui: 22 Juni 2024   17:28 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/GzK7rWg9Jo9iDGiQ8

Kemiskinan bagaikan belenggu yang mengikat, menjerumuskan generasi demi generasi dalam lingkaran setan harapan. Pendidikan selalu digaungkan sebagai kunci untuk membuka pintu gerbang menuju masa depan yang lebih cerah. Di tengah gempuran era globalisasi dan kompleksitas kehidupan, peran Pendidikan semakin terasa krusial. Tak hanya membekali individu dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan, Pendidikan juga diharapkan mampu menjadi alat untuk memutus rantai kemiskinan yang menjerat sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun, benarkah Pendidikan mampu menjadi solusi mujarab untuk memerangi kemiskinan? Pertanyaan ini bagaikan pisau bermata dua, mengandung perdebatan dan refleksi mendalam. Di satu sisi, terdapat segudang bukti yang menunjukkan bahwa Pendidikan memiliki korelasi positif dengan peningkatan taraf hidup. Pendidikan memberikan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan individu secara menyeluruh.  Individu dengan tingkat Pendidikan yang lebih tinggi umumnya memiliki peluang kerja yang lebih baik, penghasilan yang lebih tinggi, dan akses yang lebih luas terhadap berbagai sumber daya.

Di sisi lain, realitas di lapangan menunjukkan bahwa realitasnya tidak sesederhana itu. Masih banyak individu dengan tingkat Pendidikan tinggi yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Faktor-faktor lain, seperti diskriminasi, kurangnya akses terhadap modal, dan kondisi sosial ekonomi yang tidak mendukung, turut berperan dalam menghambat mobilitas sosial ke atas. Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (sekernas) Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 8, 42 juta jiwa pada Agustus 2022. Sebanyak 7,99% atau sekitar 673,49 ribu penganggur berasal dari lulusan universitas. Lantas, di manakah letak benang merahnya? Mampukah Pendidikan benar-benar dapat memutus rantai kemiskinan?. Menurut saya  Pendidikan menjadi faktor dalam memutus rantai kemiskinan, tetapi tidak hanya dengan pendidikan atau gelar saja itu semua harus dibekali dengan keterampilan, kemampuan dan pengalaman. Setiap individu juga seringkali hanya mempertimbangkan gaji yang besar saja, seharusnya tidak semua di awali dengan mendapatkan gaji yang besar semua itu butuh yang namanya proses.

Solusi untuk menanggulangi hal tersebut pemerintah membuat suatu peraturan, sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 47 Tahun 2008 tentang wajib belajar 12 tahun. Dan dallam upaya pemerintah memberikan suatu bantuan untuk Pendidikan contohnya Kartu Indonesia Pintar (KIP). Kita sebagai masyarakat perlu mematuhi peraturan tersebut dan berbijaklah dalam menggunakan dana bantuan pemerintah. Pemerintah juga harus memiliki regulasi atau strategi bagaimana individu dengan lulusan SD,SMP,SMA dapat melanjutkan Pendidikan ataupun mendapat pekerjaan dan individu dengan lulusan Diploma maupun Sarjana bisa mendapatkan perkejaan yang selaras. Karena dengan begitu maka pendidikann bisa dikatakan dapat memutus rantai kemiskinan jika lapangan pekerjaan tersedia sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap lulusan/individu.

Pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan dan membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang. Tetapi dengan Pendidikan itu tidak menjamin 100% menuju kesuksesan yang diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan jika tidak di lakukan dengan sungguh-sungguh, rajin, terampil, dan tidak lelah mencoba serta berdoa.  Dengan bekerja sama, kita dapat memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas dan kesempatan untuk mencapai potensi penuh untuk mendapatkan pekerjaan. Mari kita jadikan pendidikan sebagai prioritas utama dan bekerja sama untuk menciptakan dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk sukses, terlepas dari latar belakang mereka. Dengan pendidikan, kita dapat memutus rantai kemiskinan dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi semua orang.

"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa Anda gunakan untuk mengubah dunia." - Nelson Mandela

Kesimpulan :

Pendidikan dianggap sebagai kunci untuk memutus rantai kemiskinan, namun tidak selalu menjadi solusi yang mujarab. Selain pendidikan, faktor lain seperti diskriminasi dan kondisi sosial ekonomi juga berperan dalam menghambat mobilitas sosial ke atas. Meskipun pemerintah telah membuat berbagai kebijakan dan program bantuan untuk pendidikan, individu juga perlu memiliki keterampilan, kemampuan, dan pengalaman untuk mencapai kesuksesan. Meskipun demikian, pendidikan tetap menjadi elemen penting dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang.

Sumber Berita:

https://dit-mawa.upi.edu/pentingnya-pendidikan-untuk-masa-depan/

https://www.kompasiana.com/veilleuse16/614b5d934f2b066c5905da43/rantai-kemiskinan-dan-pendidikan

https://www.bps.go.id/id/publication/2022/12/23/70829445f7981a364b4064e4/booklet-survei-angkatan-kerja-nasional-agustus-2022.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun