Ilmu ekonomi wilayah memiliki peran yang sangat penting dalam konteks perkembangan suatu daerah karena mampu memberikan wawasan mendalam tentang berbagai aspek ekonomi yang mempengaruhi wilayah tersebut. Ini mencakup pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana ekonomi wilayah bergerak, mengidentifikasi hambatan-hambatan pertumbuhan, dan merinci peluang yang tersedia. Dalam prakteknya, ilmu ekonomi wilayah memungkinkan pemerintah setempat untuk membuat keputusan yang lebih tepat, mengarahkan kebijakan yang relevan, dan mengelola sumber daya serta infrastruktur dengan lebih efisien. Analisis dalam ilmu ini mencakup penelitian tentang dampak infrastruktur yang baik atau buruk, ketersediaan tenaga kerja terlatih, pemanfaatan sumber daya alam, dan sejauh mana kebijakan ekonomi nasional mempengaruhi wilayah tersebut.
Ilmu ekonomi wilayah berperan dalam menganalisis perbedaan dan karakteristik ekonomi di berbagai provinsi dan daerah di Indonesia yang memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang bervariasi. Fokus utamanya adalah membantu pemerintah untuk mengidentifikasi masalah ekonomi yang spesifik di masing-masing wilayah, menggali faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi setiap daerah, dan merancang kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Selain itu, ilmu ekonomi wilayah memiliki peran yang krusial dalam mendukung pencapaian pembangunan regional yang seimbang di seluruh Indonesia. Dengan pemahaman ini, ilmu ekonomi wilayah memungkinkan perumusan strategi pembangunan jangka panjang yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan khusus wilayah tersebut. Seiring berjalannya waktu, ilmu ini juga membantu mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi pertumbuhan, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan usaha lokal. Hasil akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kualitas hidup bagi penduduk di daerah tersebut.
Dalam konteks Kabupaten Jember, pengetahuan di bidang ilmu ekonomi wilayah memiliki peran yang sangat penting dalam mengurai dinamika ekonomi lokal. Melalui analisis ilmu ekonomi wilayah, Kabupaten Jember dapat mengenali faktor-faktor yang berperan dalam pengaruh pertumbuhan ekonominya, termasuk elemen-elemen seperti sumber daya alam yang tersedia, status infrastruktur, kondisi tenaga kerja lokal, serta regulasi ekonomi yang berlaku. Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai tantangan dan potensi ekonomi yang ada di wilayah ini, pemerintah daerah, pelaku bisnis, dan komunitas lokal dapat bersama-sama mengembangkan rencana pembangunan yang sesuai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jember serta mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di daerah tersebut.
Dalam hal pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Jember mengandalkan tiga sektor utama yang memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yaitu pertanian, perdagangan dan jasa, serta industri. Ketiga sektor ini memiliki peran penting dalam upaya pengembangan dan perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Jember. Sementara itu, beberapa sektor lainnya seperti keuangan, sewa dan jasa perusahaan, transportasi, dan ekonomi memiliki potensi untuk tumbuh, namun tingkat perkembangan mereka bervariasi. Perlu dicatat bahwa tidak semua kecamatan di Kabupaten Jember memiliki potensi ekonomi yang sama besarnya. Karena itu, ilmu ekonomi wilayah dapat memberikan bantuan dalam melakukan analisis ekonomi yang lebih mendalam guna meningkatkan keseimbangan dalam pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Ada beberapa hal yang menyebabkan ilmu ekonomi wilayah di suatu daerah mengalami kelambatan dalam pertumbuhannya. Pertama, kurangnya investasi dalam infrastruktur, industri, dan sektor-sektor kunci dapat membatasi perkembangan ekonomi, sedangkan investasi yang cukup mampu memicu pertumbuhan produksi dan penciptaan lapangan kerja. Kedua, kurangnya keterampilan tenaga kerja lokal. Ketiga, infrastruktur yang kurang memadai seperti jalan, jembatan, listrik, dan transportasi dapat menjadi hambatan. Keempat, akses terbatas ke modal, baik dalam bentuk pinjaman atau investasi modal ventura, dapat memperlambat perkembangan usaha lokal. Kelima, perubahan dalam ekonomi nasional atau global dapat memengaruhi ekonomi wilayah, termasuk penurunan permintaan untuk produk tertentu atau perubahan dalam kebijakan perdagangan. Faktor keenam hingga kesepuluh mencakup kurangnya diversifikasi ekonomi, kurangnya inovasi dan riset, ketidakstabilan politik dan ketidakpastian hukum, masalah sosial-ekonomi seperti kemiskinan dan ketidaksetaraan pendapatan, serta perubahan lingkungan dan bencana alam yang dapat merusak sektor-sektor ekonomi tertentu. Setiap wilayah memiliki konteks yang unik, sehingga identifikasi faktor-faktor ini dan perencanaan yang matang sangat penting untuk mengatasi kelambatan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
Terkait hal tersebut, kita dapat menganalisis apakah kelambatan pertumbuhan ekonomi wilayah ini terjadi di Kabupaten Jember atau tidak. Data yang berasal dari BPS Jember menunjukkan bahwa pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember mencapai 4,53 persen, meningkat dari 4,00 persen pada tahun 2021. Data tersebut juga mengungkap bahwa sektor perdagangan memiliki peran yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi ini. Padahal seperti yang diketahui oleh masyarakat luas, tembakau merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Jember. Namun apabila dilihat dari data BPS Jember yang menyebutkan bahwa sektor perdagangan berperan besar dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dibandingkan sektor pertanian maupun perkebunan yang melibatkan komoditas unggulannya yaitu tembakau, ini menggambarkan pentingnya diversifikasi ekonomi wilayah, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh terlalu bergantung pada satu sektor ekonomi saja.
Sesuai dengan yang dijelaskan tadi, salah satu faktor penyebab kelambatan pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah kurangnya diversifikasi ekonomi sedangkan Kabupaten Jember tidak mengalami hal tersebut. Meskipun komoditas unggulannya adalah tembakau, Kabupaten jember tidak hanya bergantung pada itu-itu saja, melainkan mengembangkan sektor-sektor perekonomian yang lain dalam menyokong pertumbuhan ekonominya. Sehingga apabila terjadi kemerosotan pendapatan pada sektor perkebunan tembakaunya, tidak membuat perekonomian wilayah Kabupaten Jember mengalami penurunan secara signifikan dan diharapkan tetap mengalami peningkatan di setiap tahunnya.
Selain itu, seperti yang dilaporkan antara, Kepala BPS Jember, Tri Erwandi, mengungkapkan bahwa persentase penduduk miskin di Jember mengalami penurunan dari 10,41 persen pada Maret 2021 menjadi 9,39 persen pada Maret 2022. "Jumlah ini menunjukkan penurunan sebanyak 24,36 ribu jiwa jika dibandingkan dengan situasi pada Maret 2021 yang mencapai 257,09 ribu jiwa," ungkap Tri Erwandi. Tri Erwandi menjelaskan bahwa penurunan angka kemiskinan ini tidak hanya disebabkan oleh program pemerintah daerah semata. Beberapa program yang secara tepat menyasar juga turut berperan dalam menurunkan tingkat kemiskinan di Jember. Penurunan ini terkait dengan meredanya dampak pandemi COVID-19 dan pulihnya ekonomi, serta pertumbuhan sektor-sektor seperti perdagangan dan pertanian. Hal tersebut juga turut mendorong fakta bahwa tidak terjadi kelambatan dalam pertumbuhan ekonomi wilayah di Kabupaten Jember. Kabupaten Jember juga dinilai dapat dengan cepat mengatasi penurunan di sektor ekonomi yang cukup signifikan saat terjadinya pandemi COVID-19. Dengan tidak bergantungnya Kabupaten Jember pada satu sektor saja, membuat wilayah ini mengalami penurunan angka kemiskinan yang tentunya menjadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi wilayah. Diharapkan kedepannya ekonomi wilayah yang ada di Kabupaten Jember akan terus mengalami peningkatan-peningkatan di berbagai sektor agar dapat meningkatkan pendapatan wilayah dan menurunkan angka kemiskinan yang tentunya menjadi faktor-faktor kemajuan dan kelambatan ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H