Mereka memanfaatkan momen ini untuk menghasilkan banyak keuntungan dengan membuka lapak-lapak kecil hasil UMKM atau hanya sekedar berjualan dengan berjajar di sepanjang trotoar dari start Jember Fashion Carnaval (JFC) dimulai hingga titik finish.Â
Hal tersebut membuat masyarakat baik dari Kabupaten Jember sendiri maupun dari luar Jember tertarik untuk berdatangan, melihat-lihat, dan tertarik untuk membeli hasil UMKM masyarakat Jember. Inilah yang membuat perekonomian Kabupaten Jember meningkat pada saat Jember Fashion Carnaval (JFC) digelar.
Sebuah pertanyaan muncul, apakah perekonomian Kabupaten Jember benar-benar meningkat secara signifikan dengan adanya Jember Fashion Carnaval (JFC) ini? Jember Fashion Carnaval (JFC) memang dipandang dapat meningkatkan sektor ekonomi. Namun dampak dari Jember Fashion Carnaval (JFC) sendiri bagi perekonomian Kabupaten Jember masih belum terbukti meningkat secara signifikan.Â
Pasalnya, hingga saat ini masih belum ada hasil resmi dari lembaga-lembaga pemangku kebijakan yang menunjukkan bahwa Jember Fashion Carnaval (JFC) memberikan dampak bagi perekonomian Kabupaten Jember khususnya secara kuantitatif.Â
Achmad Bunyamin, Kepala Kantor Bank Indonesia Jember berpendapat bahwa Jember Fashion Carnaval (JFC) ini hanya berpotensi untuk menarik wisatawan datang ke Kabupaten Jember dalam periode yang singkat, yaitu sekitar dua hingga tiga hari saja pada saat Jember Fashion Carnaval (JFC) itu digelar. Lapak-lapak UMKM dan pedagang-pedagang kecil juga memiliki pembeli yang membludak hanya saat Jember Fashion Carnaval digelar, setelah itu mereka kembali seperti biasanya.Â
Beberapa hal itulah yang membuat Jember Fashion Carnaval (JFC) dinilai hanya dapat meningkatkan perekonomian Kabupaten Jember dalam periode yang singkat, yaitu hanya pada saat Jember Fashion Carnaval (JFC) tersebut digelar dan saat Jember Fashion Carnaval (JFC) berakhir, perekonomian akan kembali seperti sebelumnya.Â
Selain itu, jika membahas tentang pengeluaran bagi peserta yang mengikuti Jember Fashion Carnaval (JFC) ini pasti menghabiskan anggaran yang tentunya tidak sedikit, mulai dari pakaian yang mewah hingga riasan wajah.Â
Padahal Bupati Jember, Hendy Siswanto berharap roda perekonomian Kabupaten Jember akan tergerak dengan diadakannya pagelaran-pagelaran karnaval seperti contohnya Jember Fashion Carnaval (JFC) ini. Memang kebutuhan perekonomian Kabupaten Jember kembali menggeliat dimulai dari hotel, restoran, UMKM, dan sektor pariwisatanya.Â
Tidak hanya itu pusat oleh-oleh juga semakin riuh dengan pembeli yang berasal dari luar kota maupun luar negeri dan hal itu juga tentu saja meningkatkan pendapatan asli daerah, karena pada saat digelarnya Jember Fashion Carnaval, bukan hanya masyrakat saja yang tertarik untuk membeli, tetapi juga wisatawan dari luar kota maupun luar negeri yang datang ke Kabupaten Jember untuk ikut menonton dan memeriahkan pagelaran Jember Fashion Carnaval (JFC) tersebut.Â
Namun Achmad Bunyamin, Kepala Kantor Bank Indonesia Jember mengatakan bahwa perputaran uang yang terjadi pada saat digelarnya Jember Fashion Carnaval (JFC) ini memang cepat, tapi saat Jember Fashion Carnaval (JFC) telah selesai, perputaran uang sudah tidak secepat itu lagi. Â Jadi jika dilihat lebih dalam lagi, Jember Fashion Carnaval ini memang dinilai belum memberikan peningkatan ekonomi di Kabupaten Jember dalam jangka panjang.
Hingga saat ini masih belum ditemukan hasil yang mengatakan bahwa Jember Fashion Carnaval (JFC) yang di gelar di Kabupaten Jember ini memberikan dampak positif khususnya dalam sektor perekonomian dalam periode yang panjang. Hal ini dikarenakan dampak yang diberikan dari Jember Fashion Carnaval (JFC) yaitu hanya pada saat Jember Fashion Carnaval (JFC) sedang berlangsung, sekitar satu hingga dua hari saja.Â