Hai kawan,
Apa kabar pelangi disana? Ah, aku lupa awan kita tak sama. Sudahlah lupakan basa-basi ini. Â Ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu. Masih ingatkah kamu dengan kejadian satu tahun lalu, ketika sebuah gempa yang begitu dahsyat mampir ditempatku.. Aku senang malam itu ketika aku buka e-mail, ada tiga baris kalimat darimu yang menanyakan kabarku. Aku berteriak, menari kegirangan.. Walau aku sadar, kamu tak memanggil namaku. Ah, sudahlah pikirku. Yang penting kamu ingat kabarku. Lalu juga ketika aku berulang tahun 2 tahun yang lalu, kamu kirimkan aku sebuah pesan singkat dengan kata-kata singkat.. Dan kamu tahu, mulai hari itu aku memperhatikan kamu..
Lalu detik pun berjalan, seperti siput pelan tapi pasti, atau seperti pohon dipinggir jalan yang berlalu cepat ketika aku diboncengi ayahku. Ah, lupakanlah! Untuk apa sekarang aku bahas lagi. Yang ingin katakan padamu sebenarnya cuma satu. Kamu tahu, dalam waktu 2 tahun itu apa yang berhasil aku temukan? Kamu itu cinta pertamaku.. Ah, malu aku mengakui itu.. Tapi benar, ...walau aku sendiri tidak tahu apa itu cinta pertama. Yang aku tahu cuma kamu yang bisa buat aku jungkar balik kegirangan, kadang tertawa, menangis, membuatku seperti remaja ABG yang labil.. *tersenyum aku mengingatnya*
Ah, kawan. ...aku tahu tak gampang mengatakan ini... tapi aku harus mengatakannya, sekarang atau tidak sama sekali!
Aku tahu kamu tahu betul perasaanku ini. Kamu ingat beberapa hari sebelum keberangkatanku, aku -yang saat itu berpikir bahwa kita tak akan bertemu lagi- dengan malu-malu atau tepatnya bodoh  karena tak tahu bagaimana menyatakan cinta. Jujur rasanya pipiku panas sekali, walaupun kita tak bertemu muka karena jarak yang memisahkan kita.  Hahahah... ya sudahlah, toh aku yakin kamu juga sudah pasti lupa.
sama....
seperti saat kamu lupa dengan ulang tahunku yang berikutnya 18, 19, lalu bagaimana yang 20?
Ya sudahlah, toh aku juga tak berharap banyak kamu mengingat banyak tentang diriku. Aku tahu kamu, bahkan ketika kamu memilih diam ketika aku bertanya tentang dirimu atau hari-hari yang kamu lewati dinegeri yang kamu tinggali sekarang,... atau ketika kamu tak pernah bertanya apapun tentang diriku, dan ketika kutanya kamupun menjawab "untuk apa? toh nanti kamu juga akan cerita sendiri".... hahaha... kamu terlau mengenal diriku, kawan... lalu, ketika aku tahu, kamu dan aku punya hobi dan selera yang berbeda, jauh berbeda... atau yang paling menyakitkan: ketika aku tahu, ada seseorang yang ada dipikiranmu (atau mungkin sudah ada dihatimu?)
Hahhhhh...
Akhirnya aku mengerti.. Semoga bila kelak kita bertemu, aku tak perlu lari dan bersembunyi, supaya kamu tidak tahu jika aku masih sama seperti 2 tahun lalu..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H