Saya tahu menjadi orang yang berjiwa besar memang tidak mudah. Kalau dihitung-hitung banyak hal didunia ini yang tidak sesuai dengan keinginan saya. Saya sadar. Ketika bercermin, saya patut diri saya sambil membayangkan mimpi-mimpi saya yang tak mungkin saya capai, dan sedetik kemudian pasti saya akan berkata, "Duh kenapa si gw ga bisa ..." atau "Kok gw ga bisa ya, kok cuma dia yang bisa".
Ya Tuhan, saya cape ngeluh mulu.
Berjiwa besar memang sulit ternyata. Tapi saya yakin saya bisa. Cobaannya memang banyak. Saya sudah mencoba untuk menerima keadaan saya sekarang. Saya tahu semua yang terjadi pada diri saya merupakan pilihan saya sendiri. Ketika saya mulai memutuskan untuk belajar bahasa-bahasa "dewa" pada saat bersamaan. Itu pilihan saya.
Atau ketika saya memutuskan untuk lebih bersantai dalam menjalani ini, menyisihkan sedikit waktu untuk berjalan-jalan ditaman Itu pilihan saya.
Apapun pilihan saya semuanya tentu menjadi tanggung jawab saya. Dan saya berusaha untuk menjadi seorang yang berjiwa besar.
Saya jalani pilihan hidup saya dengan penuh semangat. Saya pasrah pada Tuhan tapi saya tidak menyerah pada keadaan. Itu pilihan saya.
Tapi cobaan itu memang banyak bentuknya. Ketika seseorang yang bahkan dengan gampangnya mengatakan kalau dia mengerti kondisi anda, apa anda pikir dia tetap mengerti??? Mengerti dan mencoba membandingkan situasi dia dengan keadaan anda.. Apa itu yang disebut mengerti? Hah... menjadi seseorang yang berjiwa besar memang tak mudah, kawan. Tapi bukankan pilihan hidup itu tak banyak?
Baiklah, itu keputusan saya. Saya mau menjadi orang yang berjiwa besar. Memang itu sulit, tapi bukankah memang menjadi dewasa itu memang menyakitkan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H