Mohon tunggu...
Meylinda Dewi
Meylinda Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya merupakan Mahasiswa aktif di Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka

Hobi saya travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Media Sosial sebagai Strategi Dakwah (Analisis Akun @Hanan_Attaki)

11 Juli 2023   19:58 Diperbarui: 11 Juli 2023   20:00 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kehidupan manusia dimulai dari kehidupan sederhana yang ditandai dari rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu pengetahuan mulai sedikit meningkat, salah satunya yaitu pengetahuan teknologi. Pada zaman ini, tak hanya negara maju saja tetapi Indonesia sebagai negara berkembang juga mengalami era globalisasi atau era disrupsi. Era ini muncul karena adanya pergeseran atau modernisasi dari "dunia nyata" ke "dunia maya" (Dhora et al., 2023) serta fenomena teknologi yang saat ini mengalami perkembangan sangat pesat. Hal tersebut disebabkan karena perkembangan teknologi tidak hanya fokus pada sebuah inovasi tetapi juga perubahan pola perilaku masyarakat dalam melakukan komunikasi dan interaksi. Komunikasi merupakan sesuatu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan seseorang, karena dengan komunikasi maka segala aktifitas seseorang dalam berjalan dengan baik (Cartono, 2018).

Tak hanya itu, penggunaan media sosial tidak hanya berfungsi sebagai jejaring sosial tetapi juga menjadi salah satu strategi bagi para tokoh islam dalam menyebarluaskan informasi melalui dakwah. Pada awalnya proses dakwah hanya dilakukan secara monoton yaitu menghadirkan antara Da'I dan Mad'u, kemudian berkembang melalui berbagai macam media dakwah seperti radio, televisi dan media sosial. Media sosial didefinisikan sebagai sebuah media online yang memudahkan seseorang untuk melakukan komunikasi. Aspek dalam media sosial yang meliputi jaringan, informasi,arsip, interaksi serta konten menjadikan media sosial memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dan pembaharuan informasi. Dakwah yang dilakukan secara digital juga mempengaruhi bagaimana dakwah tersebut dapat tersampaikan.

Pasalnya, setiap penggunaan media sosial sebagai strategi dakwah menjadikan setiap materi dakwah bervariatif. Dakwah (Muhaemin, 2017) dikatakan sebagai pemberi arah bagi seseorang yang kemudian diimpelementasikan sebagai faktor pengimbang antara berkhidmat pada duniawi dan juga pada kehidupan akhirat. Dalam surat Q.S Ali Imran ayat 104 dijelaskan bahwa"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orangorang yang beruntung". Fenomena dakwah berbasis digital ini membutuhkan media yang lebih aktif dan progesif guna menunjang proses dakwah yang lebih luas serta dapat menjangkau dengan efektif dan efisien. Dakwah tersebut juga harus dilakukan seusia dengan kaidah perkembangan di zaman sekarang yang lebih maju dalam hal teknologi maupun ilmu pengetahuan. Hal tersebut disebabkan karena adanya aktivitas dakwah yang maju akan membawa pengaruh bagi kemajuan agama.

Dakwah juga menjadi dorongan dan arahan kepada manusia untuk mencegah dari mungkar dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat (Usman, 2016). Dakwah juga diperintahkan oleh Allah Swt dengan tujuan mengajak seseeorang kedalam ajaran agama Islam yang dilakukan secara damai, lembut serta penuh dengan konsisten (Burhanudin et al., 2019). Dalam surat An-Nahl ayat 125 Allah berfirman :

   

"Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk."

Dengan demikian, dalam artikel popular ini penulis akan membahas tentang pemanfaatan media sosial sebagai strategi dakwah berbasis digital yang berfokus pada salah satu gerakan dakwah "Gerakan Pemuda Hijrah" yakni salah satu gerakan yang telah resmi didirikan pada tahun 2015 oleh seorang tokoh publik sekaligus pendakwah yang terkenal dengan gaya casual layaknya anak muda. Gerakan ini merupakan implementasi sebuah komunitas yang bergerak dibidang dakwah untuk berfokus kepada anak muda. Pada mulanya, gerakan ini terbentuk karena adanya kekhawatiran Ustad Hanan Attaki yang merasa bahwa progresif dakwah di Indonesia masih terbilang cukup rendah. Hal tersebut karena dipastikan bahwa proses dakwah di Indonesia cenderung berada dalam putaran jamaah yang memang melakukan hijrah sudah lama, sehingga hal tersebut membuat kurangnya orang-orang baru untuk mendapat hidayah dan kesadaran terhadap agama.

Oleh karenanya, penyebaran gerakan ini dilakukan melalui media sosial dengan tujuan dapat mempererat jalinan persaudaraan antara satu dengan yang lain dalam kurun waktu yang singkat. Kemajuan teknologi juga juga membuat seorang pendakwah dapat berimprovisasi dengan hal yang lebih mudah disimak. Gerakan Pemuda Hijrah mulai merambati dunia dakwah digital melalui aplikasi Youtube yang mulai bergabung pada tanggal 11 Mei 2017 dengan pencapaian 10 juta penonton dengan jumlah pengikut sebanyak 13 juta orang. Youtube Gerakan Pemuda Hijrah sukses mendapatkan banyak simpati yang kemudian mulai menggunakan platform Instagram sebagai media untuk menyebarluaskan dakwahnya. Platform media sosial tersebut menjadi pilihan utama bagi Ustad Hanan Attaki dalam menyebar dakwahnya karena memudahkan seseorang untuk mengakses konten video kapan saja dan dimana saja serta menghemat biaya dan waktu.

Founder "Gerakan Pemuda Hijrah" yakni Ustad Hanan Attaki juga mengangkat tema yang berfokus pada problematika yang seringkali dihadapi oleh seseorang sehingga lebih mudah ditemukan problem solving. Pembahasan dalam kajian dakwahnya juga lebih berfokus pada masalah anak muda dan sering melantunkan ayat al-qur'an sehingga hal ini membuat pemikiran seseorag lebih terbuka. Dakwah yang dilakukan Ustad Hanan Attaki juga menyadarkan bahwa sasaran dakwah ditujukan untuk meminta bantuan kepada Allah Swt tanpa melibatkan suatu pihak tertentu. Tak hanya itu, penggunaan istilah Campur Kode juga dilakukan Ustad Hanan Attaki sebagai strategi dakwahnya. Dalam hal ini, Campur Kode diartikan sebagai percampuran 2 bahasa tanpada ada sesuatu didalamnya. Ustad Hanan Attaki juga dikenal sebagai founder yang mampu mengemas dakwah dengan  menggunakan bahasa gaul dan dapat dipahami oleh para anak muda milenial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun