Mohon tunggu...
Dian Meylinda Putri
Dian Meylinda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Ustadz Hanan Attaki Menjadi Ajang Take Me Out Versi Hasanah?

19 Juli 2024   00:28 Diperbarui: 19 Juli 2024   00:34 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era sekarang ini, banyak metode dakwah yang dilakukan oleh dai dai muda atau pendakwah-pendakwah muda Indonesia. Sasaran dakwah lebih banyak kepada kalangan anak muda atau disebut juga kaum milenial. Penyampaian bahasanya juga santai, rileks dan banyak memakai istilah yang dipergunakan oleh kaum milenial. Sehingga penyampaian dakwah benar-benar pas dengan bahasanya kaum anak muda. Tempat maupun majelis-majelis yang dipergunakan dalam sebuah kajian tidak seperti pada umumnya seperti tabligh akbar di lapangan terbuka atau di masjid.  

Tempat  acara kajian seperti cafe, kampus maupun di tempat tongkrongan anak-anak muda. Sang penceramah juga dalam penampilannya menyesuaikan dengan penampilan kaum milenial tidak seperti pada umumnya dai-dai atau para ustadz. Sang penceramah hanya memakai penutup kepala seperti kupluk, kemeja flanel maupun dengan memakai pakaian hoodie. Ya, sang ustadz tersebut adalah Hanan Attaki atau Tengku Hanan Attaki.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Al Azhar Kairo, Ustadz Hanan Attaki bersama istrinya Haneen  Akira pulang ke Indonesia menjadi pendakwah. Melalui sebuah organisasi pemuda hijrah yang didirikannya, dakwah yang disampaikannya sangat memberikan motivasi dan inspirasi khususnya bagi kalangan anak muda seperti anak punk, geng motor, parkour, komunitas sepeda BMX dan skateboard. Setiap kajian yang diadakan dengan menghadirkan pendakwah Ustaz Hanan Attaki selalu ramai diikutin oleh kaum muda kalangan milenial. Apalagi sang pendakwah adalah seorang yang hafiz Qur'an dan memiliki suara khas dalam penyampaiannya.

Namun, ada beberapa kajian yang diadakan dengan menghadirkan Ustadz Hanan Attaki itu setelah selesai acara kajian tersebut terdapat season mengenai perjodohan. Acara kajian dan season perjodohan kini telah menjadi perbincangan di kalangan para netizen khususnya di Tiktok maupun di YouTube.

Contoh adanya perjodohan di dalam acara kajian Hanan Attaki, di mana pada saat selesai acara kajian seorang MC memanggil seorang akhwat yang bernama Melly di mana pada saat itu MC mempertanyakan kepada Melly, "Apakah Melly sudah memiliki seorang pendamping ?" dijawab oleh akhwat Melly,  "Melly belum memiliki seorang pendamping ". Lalu MC mendatangi kumpulan daripada kaum adam pada saat itu ada salah seorang pria yang bernama Ilham. Lalu MC bertanya kepada Ilham,  "Apakah Ilham sudah punya pacar" ? 

Lalu spontanitas Ilham menjawab "belum". MC kemudian bertanya lagi kepada Ilham. "Apa pekerjaan sekarang" ? Kemudian Ilham menjawab," Bekerja sebagai pegawai". Sang MC menegaskan kembali jawaban si Ilham, "Apakah sebagai PNS" ? Ilham menjawab "Ya".  Untuk mencairkan suasana kemudian MC berceloteh, "Pekerjaan idaman mertua". Singkat ceritanya, MC menyampaikan "Apakah Melly dan Ilham bersedia untuk saling dijodohkan ? Ilham dan Melly menjawab "Ya".

Pertemuan Ilham dan Melly yang dipertemukan oleh MC di atas panggung yang dihadiri oleh peserta kajian dihadiri oleh kalangan anak muda milenial. Nah, tentu ini menjadi pandangan tersendiri di dalam pandangan ajaran  Islam. Dengan adanya peristiwa perjodohan dalam kajian Ustadz Hanan Attaki dalam pandangan penulis, "Apakah season perjodohan tersebut hanya sebagai settingan atau benar-benar kajian Ustadz Hanan Attaki?". Ini memang menjadi program atau agenda daripada Ustadz Hanan Attaki bahwa apabila seorang pria dan wanita yang merasa sudah mampu untuk berumah tangga maka tidak perlu lagi melakukan pacaran seperti pada umumnya anak-anak muda.  Kalau lah boleh penulisan bahwasanya dalam kajian Ustadz Attaki ada season seperti take me out Indonesia yang ditayangkan oleh televisi Indosiar tahun 2009-2013 kurang lebih selama 4 tahun. Kemudian take me out pernah juga di tayangkan oleh ANTV tahun 2016 hingga 2017. Gtv juga pernah menayangkan di tahun 2019 hingga 2020. Dan MNCTV juga menayangkan 2023 hingga saat ini.

Dalam pandangan penulis, penulis hanya menduga bahwa dalam kajian dakwah  Ustadz Hanan Attaki adanya season perjodohan ini salah satunya adalah agar setiap kajian dari Ustadz Hanan Attaki ini banyak dihadiri oleh kaum muda. Dalam acara kajian juga akan membuat suasana kajian lebih happy lebih santai dan terasa asik.  Dengan banyaknya dihadiri oleh kalangan kaum muda atau kalangan milenial sehingga pesan-pesan dakwah yang disampaikan oleh Ustadz Hanan Attaki akan lebih banyak didengar oleh kalangan muda dan milenial. Apabila pesan-pesan dakwah yang disampaikan oleh Ustadz Hanan Attaki ini didengar oleh kaum muda dan kalangan milenial yang mencapai ribuan atau bahkan jutaan, tentu setiap pesan dakwah yang mengandung pesan-pesan baik, pesan-pesan moral, dan pesan-pesan beretika dapat diterapkan oleh kaum muda dan kaum milenial dalam kehidupan sehari-hari. 

Tujuan daripada dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Hanan Attaki adalah semata-mata agar pesan dakwah itu dapat menembus kalangan muda dan milenial. Karena selama ini kebanyakan atau pada umumnya acara-acara kajian atau pengajian lebih didominasi oleh kaum tua terutama kaum ibu-ibu. Contoh, acara mamah Dedeh yang ditayangkan oleh Trans 7. Setiap acara Mama Dedeh di Trans7 itu justru lebih didominasi oleh kaum ibu-ibu terutama ibu-ibu yang tergabung di dalam perkumpulan perwiritan ataupun pengajian majelis taklim di daerahnya masing-masing. Dalam acara Islam itu Indah di trans TV yang dibawakan oleh Ustad Maulana, Ustad Syam dan juga host dari para artis yang pada umumnya hampir seluruh pengajian dalam acara Islam itu Indah dihadiri oleh kaum ibu-ibu. Begitu juga dalam program acara damai Indonesiaku yang disiarkan oleh TVone setiap hari Minggu lebih dominan dihadiri oleh kaum hawa.

Kembali kepada pokok tema, dalam pandangan penulis, adanya season perjodohan dalam kajian Ustadz Hanan Attaki yang selalu banyak dihadiri oleh kalangan muda dan kalangan milenial serta adanya beragam tanggapan pro dan kontra tentu tidak akan menghalangi daripada tujuan dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Hanan Attaki kepada kaum muda dan kalangan milenial.

Walaupun adanya season perjodohan dalam sebuah kajian yang dilakukan oleh Ustadz Hanan Attaki, menurut pandangan penulis, bahwa dipertemukannya kaum hawa dan kaum adam di atas panggung dalam sebuah kajian semata-mata hanya bertujuan untuk saling mengenal ataupun ta'aruf. Kan tidak mungkin baru pertama kali mengikuti kajian dan mungkin baru pertama kali berjumpa pihak pria dan pihak wanita tanpa saling mengenal langsung menerima untuk menikah atau dinikahkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun