Mohon tunggu...
Mey Hariyanti
Mey Hariyanti Mohon Tunggu... -

Psikologi UIN MALIKI Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kartun Bisu dan Humor Anak

28 Mei 2015   07:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kartun Bisu dan Humor Anak

Kartun bisu atau Silent Cartoon pertama kali diproduksi oleh Walt Disney, rumah produksi film animasi dan fantasi terbesar didunia pada tahun 1923. Peminat kartun bisu ini tidak kalah banyak dengan genre-genre kartun biasa. Sampai saat ini kartun bisu mengalami banyak perkembangan dan tetap diminati. Beberapa contohnya adalah Tom & Jerry, Shaun the Sheep, Bernard Bear, Larva, Penguins, dsb. Dilihat dari namanya saja, kartun bisu tergolong unik. Hal ini dikarenakan kartun bisu tidak melibatkan aktivitas verbal selama penayangannya. Permainan musik juga gambar lebih menonjol dan lebih diandalkan dalam mempermainkan emosi penonton.

Kartun seringkali diidentiikan dengan anak kecil. Meskipun sebenarnya tidak semua anak menyukai kartun dan ada banyak orang dewasa yang menyukai kartun. Pada umumnya banyak intividu dalam berbagai tingkatan perkembangan memiliki alasan yang sama mengapa harus menyukai kartun, selalu ada yang lucu didalam kartun. Selain itu menonton kartun dapat dijadikan sarana refressing. Berbeda dengan kartun biasa, pertunjukan kartun bisu memunculkan pertanyaan. Jika seseorang menganggap kartun sebagai tontonan yang lucu karena sama hal nya melihat banyak orang berperan, berdialog, melempar lelucon berupa kata-kata didalamnya, bagaimana dengan kartun bisu? Bagaiman individu dapat tertawa ketika hanya melihat gambar animasi yang bergerak tanpa mengeluarkan suara? Bagaimana seseorang bisa memutuskan kapan akan tertawa merasakan ‘kelucuan’ ketika menonton kartun bisu ?

Menonton kartun bisu melibatkan penalaran, dengankata lain melibatkan aspek kognitif didalamnya. Selain itu adanya pengalaman dan memori mengenai humor sangat diperlukan untuk dapat menikmati kartun jenis ini. Hal tersebut tentu tidak menjadi masalah bagi remaja maupun orang dewasa yang tidak mengalami gangguan perkembangan kognitif. Namun bagaimana dengan individu pada masa kanakkanak awal atau sering disebut balita? Bagaimana balita yang perkembangan kognitifnya masih menggunakan insight learning dapat menikmati kartun bisu ? Karena pada kenyataannya tidak sedikit anak-anak pada tahap perkembangan awal yang menjadi peminat jenis kartun ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun