Mohon tunggu...
Meydhina Muliawati
Meydhina Muliawati Mohon Tunggu... -

simple :)

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Nikmatnya Sate Karang Pak Prapto

16 Januari 2012   14:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:49 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Kota Gede tak hanya memiliki perak sebagai ciri khasnya. Bagi para pecinta kuliner Jogja, Kotagede memiliki satu lagi ciri khas yakni Sate Karang. Sate daging sapi legendaris yang kelezatannya seolah tak terpisahkan dari ibu kota kuno Kerajaan Mataram ini.

Sate Karang merupakan salah satu ikon kuliner Kota Gede. Disebut Sate Karang karena lokasi penjualannya di Lapangan Karang, Kota Gede. Sate ini dibuat dari daging sapi yang dibumbui saus kacang lalu disajikan bersama lontong dan kuah lodeh. Sate Karang mulai berjualan sejak tahun 1948, dijajakan berkeliling oleh Pak Karyo Semito, ayah Pak Prapto. Dan sejak tahun 1955, Pak Karyo memutuskan menetap di Lapangan Karang. Ada dua orang anak penerus Pak Karyo dalam berjualan sate sapi, Pak Prapto di lapangan Karang ini dan Pak Cipto yang membuka warung di jalan Kemasan Kotagede.

Warung makan ini memang tidak menyediakan kursi sebagai tempat duduk, hanya tikar yang dihamparkan di atas tanah lapangan dan trotoar, ada yang beratap tenda dan ada yang beratap langit. Minuman yang tersedia adalah teh poci dan wedang ronde. Sedangkan makanannya yang tersedia di sate karang adalah sate bumbu kacang, sate bumbu kecap, sate bumbu kocor, lontong bumbu kacang dan lontong sayur.

Resep rahasia sate karang ini adalah daging sapi bagian punggung bagian pinggir yang sudah dihilangkan ototnya direndam dalam bumbu rahasia. Kemudian daging yang sudah disunduki dipanggang di atas arang yang membara. Dalam sehari, diperlukan 20-25 kg daging sapi untuk bahan sate, sedangkan pada hari lebaran seperti saat kami berkunjung bisa menghabiskan 50 kg daging.

Untung melengkapi lezatnya sate karang, tak lupa untuk memesan wedang ronde. Wedang ronde adalah minuman khas Jogja, yang terdiri dari kolang-kaling, kacang sangrai, 2 atau 3 bola ronde kecil berwarna putih yang manis dan seduhan air dari ekstrak jahe parutan.

Selain wedang ronde, di sini juga menyediakan teh poci. Walaupun teh poci bukan merupakan menu asli sate karang, namun di dekat Pak Prapto ada yang berjualan teh poci gula batu.

Sate bumbu kacang adalah daging sapi yang dibumbui saus kacang, satu porsi terdiri dari sepuluh tusuk sate yang diatasnya diberi bumbu kacang.

Lontong sayur yang terdiri dari lontong yang dicampur dengan lodeh tempe. Lodeh ini kuahnya menggunakan potongan otot yang tidak dipakai sebagai sate agar terasa gurih, dan menggunakan rempah-rempah seperti laos, kencur dsbnya sebagai bumbu. Sehingga menambah kelezatan sate bumbu kacang ini.

Sate suami istri [sepasang] terdiri dari seporsi sate [10 tusuk] dan sepiring lontong sayur lodeh tempe. Pasangan ini merupakan menu sate karang yang siap dinikmati, lontong sayurnya kuahnya banyak dan satenya tampilannya menarik selera.

Rencanakan wisata kuliner anda ke Sate Karang pada malam yang kering dan cerah. Mungkin Anda bahkan bisa membawa tikar untuk mengantisipasi jumlah penggemar yang berlebih, apalagi jika datang bersama banyak teman untuk mencicipi warisan pusaka budaya ikon kuliner Kotagede ini. Terdengar tidak praktis memang, namun saya jamin Anda tidak  akan pernah melupakan momen spesial piknik malam hari di pinggir Lapangan Karang sambil menyantap sate lezat yang melegenda ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun